Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Djokovic Masih Berharap Tampil di Australia Open

Foto : Kelly Defina/AFP

Tetap Berlatih I Petenis Serbia, Novak Djokovic (kedua dari kiri) mengambil bagian dalam sesi latihan di Melbourne menjelang turnamen tenis Australia Terbuka, Selasa (11/1), sehari setelah pengadilan membatalkan keputusan pemerintah Australia untuk membatalkan visanya dengan alasan vaksinasi Covid-19. Djokovic masih berharap bisa tampil di Australia Open.

A   A   A   Pengaturan Font

MELBOURNE - Bintang tenis Novak Djokovic masih berharap bisa tampil di Australia Open. Hal tersebut diungkap Djokovic setelah dia mendapatkan visa masuk ke Australia, Senin (10/1) waktu setempat.

Keputusan hakim di Melbourne membatalkan keputusan pelarangan visa Djokovic dengan alasan kesehatan Covid-19. Penolakan visa petenis yang tidak divaksinasi Covid-19 itu sebelumnya membuat dia tertahan di imigrasi. Namun, dengan keputusan terbaru tersebut berpotensi membuka jalan baginya untuk bermain di turnamen Grand Slam yang dimulai Senin depan.

ATP, yang menyelenggarakan turnamen tenis putra, menanggapi dengan mengatakan: "Rangkaian kegiatan yang mengarah ke sidang pengadilan Senin telah merusak di semua lini, termasuk untuk kondisi Novak dan persiapan Australia Open".

Ibu Djokovic, Dijana, berbicara pada konferensi pers di Beograd, menyebut itu adalah "kemenangan terbesar dalam karier anaknya, lebih besar dari semua grand slam yang dimenanginya".

Djokovic mentweet dari Melbourne: "Terlepas dari semua yang telah terjadi, saya ingin bertahan dan mencoba bersaing dengan @AustralianOpen. Saya tetap fokus pada itu."

Dalam sidang pengadilan yang berlangsung online, hakim memerintahkan agar keputusan penolakan visa Djokovic "dibatalkan".

Hakim menginstruksikan agar petenis nomor satu dunia berusia 34 tahun itu segera dibebaskan dengan segera dari imigrasi.

ATP mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sepenuhnya menghormati pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang Australia sejak awal Covid-19 dan kebijakan imigrasi ketat yang telah diberlakukan. "Dalam perjalanan ke Melbourne, itu jelas Novak Djokovic yakin dia telah diberikan pengecualian medis yang diperlukan."

Keluarga Djokovic mengatakan keadilan telah ditegakkan. "Kebenaran dan keadilan terungkap. Saya ingin berterima kasih kepada sistem peradilan Australia," ucap saudara lelakinya Djordje di Beograd, seraya menambahkan bahwa Djokovic dapat berlatih sejak dibebaskan dari tahanan.

Djokovic memposting foto di media sosial yang menunjukkan dia di lapangan dengan peralatan tenis di Melbourne bersama pelatih Goran Ivanisevic dan anggota staf pendukungnya.

Putusan itu menandai kemunduran luar biasa bagi pemerintah Australia, yang telah memberlakukan pembatasan yang ketat selama dua tahun terakhir untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

Beberapa ratus penggemar yang mengenakan warna nasional Serbia berkumpul di luar kantor pengadilan Melbourne menari dan meneriakkan julukan Djokovic "Nole". "Ini adalah hal besar bagi budaya dan komunitas Serbia," ujar Marijana Djukic, seorang mahasiswa berusia 20 tahun.

Tetap Diragukan

Djokovic tiba di Melbourne pada hari Rabu menjelang Australia Open. Dia berharap untuk memenangkan gelar Grand Slam ke-21 yang memecahkan rekor. Namun, partisipasinya masih diragukan. Pengacara pemerintah mengatakan kepada pengadilan bahwa Menteri Imigrasi Alex Hawke dapat memutuskan untuk menggunakan "wewenang pribadinya" terlepas dari kemenangan hukum sang pemain.

Setelah mendarat di Australia pekan lalu, Djokovic diwawancarai semalam dengan petugas imigrasi memutuskan petenis itu gagal memberikan alasan medis yang kuat untuk tidak divaksin.

Visa Djokovic dicabut dan dia dipindahkan ke fasilitas penahanan imigrasi sambil menunggu deportasi. Dia menghabiskan empat malam di bekas Park Hotel, fasilitas lima lantai yang menampung sekitar 32 migran yang terperangkap dalam sistem imigrasi garis keras Australia.

Temuan pengadilan mengatakan pemerintah telah mengakui bahwa tindakan mereka tidak masuk akal karena petenis itu tidak diberi kesempatan untuk menjawab sepenuhnya sebelum visanya dicabut. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top