Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Menjelang Pelantikan Gubernur

Djarot Akui Banyak Program Kerja Belum Tuntas

Foto : ANTARA/Yulius Satria Wijaya

Aktivitas pembangunan proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di samping Tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (11/10). Gubernur baru harus melanjutkan proyek MRT, LRT yang belum tuntas di era Djarot.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengakui masih banyak program kerja belum bisa dituntaskan. Hal ini disebabkan karena masalah yang ada di Jakarta cukup banyak yang tidak bisa diselesaikan dalam satu periode pemerintahan.

" Tentu saja masih banyak belum selesai. Saya sampaikan, bangun Jakarta ini, lima tahun belum cukup. Karena persoalannya sangat kompleks. Paling tidak dibutuhkan 10,15, 20 tahun, itu pun harus tetap berkelanjutan. Tidak boleh terpotong, makanya masih banyak," ujar Djarot kepada wartawan, di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (11/10).

Dia mencontohkan beberapa program yang perlu dilanjutkan oleh Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan. Yakni, program normalisasi sungai, pengelolaan sampah, penataan pemukiman, revitalisasi trotoar dan lainnya. "Tapi sekali lagi, kita harus fokus. Yang dikerjakan pak Jokowi, Ahok dan saya itu fokus. Untuk membenahi persoalan yang penting dan menjadi problem utama Jakarta seperti transportasi, normalisasi sungai, waduk, embung. Sungai sekarang sudah bersih. Membuka banyak ruang publik, ruang bermain, makanya ada 292 RPTRA. Kita harus fokus," katanya.

Banyaknya persoalan di Ibu Kota, lanjut Djarot tidak akan tuntas jika tidak dikerjakan secara fokus dan sepenuh hati. Dia berharap, Anies Baswedan bisa melanjutkan beberapa program kerja yang telah dimulai oleh gubernur DKI Jakarta sebelumnya.

"Tergantung. Apakah sistem yang bagus ini, mereka, pemerintah berikutnya bersedia melanjutkan. Tapi saya yakin, warga akan memberikan contoh. Saya yakin, apa yang sudah baik yang sudah kita letakkan akan dilanjutkan," ucapnya.

Untuk revitalisasi trotoar misalnya. Djarot mengungkapkan baru bisa menyelesaikan kurang dari 10 persen yang ada di Jakarta. Menurutnya, panjang trotoar yang perlu dibenahi adalah 1.300 kilometer. Sehingga, pihaknya memfokuskan agar penataan trotoar itu dilakukan di beberapa titik strategis terlebih dahulu. "Oleh karena itu, pembangunan trotoar ini fokus ke beberapa titik. Yang terintegrasi dengan pembangunan jaringan utilitas melalui sistem ducting. Sehingga yang kita fokuskan di beberapa ruas jalan langsung dibangun manhole untuk sistem utilitasnya," tegasnya.

Tak lama lagi, Pemprov DKI Jakarta akan memiliki gubernur baru periode 2017-2022. Djarot meminta seluruh masyarakat Jakarta untuk memelihara dan memanfaatkan fasilitas publik yang dibangunnya selama ini. Dia pun meminta agar gubernur baru tetap melanjutkan program penanganan kemacetan dengan moda angkutan berbasis rel dan bus seperti MRT, LRT dan Transjakarta.

"Jakarta itu Ibu Kota negara. Penduduknya sudah 10,1 juta jiwa pada malam hari. Pada siang hari bisa mencapai 15 juta orang. Setiap hari, kita bisa menyaksikan kendaraan yang keluar masuk Jakarta sudah lebih dari 7,5 juta kendaraan. Kita juga harus berhitung, dengan banyaknya kendaraan yang masuk ke Jakarta menimbulkan kemacetan yang luar biasa dan beban biaya yang ditimbulkannya sangat tinggi. Maka perlu ada keberanian untuk membuat langkah terobosan," ungkapnya.

Baca Juga :
Kalungkan Bunga

Diakuinya, lalu lintas di Ibu Kota masih macet. Namun, jika gubernur Anies Baswedan konsisten membangun transportasi massal, maka pola perilaku masyarakat bisa berubah dan beralih dari angkutan pribadi kepada angkutan publik. Dengan demikian, kemacetan di Ibukota akan segera berakhir.pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top