Diversifikasi Konsumsi Pangan Tekan "Stunting"
Gerakan penganekaragaman pangan B2SA memiliki urgensi tinggi dalam membentuk dan meningkatkan kualitas konsumsi masyarakat.
JAKARTA - Pemerintah mendorong agar diversifikasi konsumsi pangan didorong sejak usia dini. Sebab, saat ini pola konsumsi pangan masyarakat masih didominasi karbohidrat sehingga memicu tingginya kasus stunting.
Pentingnya penganekaragaman konsumsi pangan ini agar ledakan penduduk usia produktif RI atau bonus demografi ke depannya bisa menghasilkan generasi muda yang sehat, tangguh serta berdaya saing.
Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Rinna Syawal, mengatakan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan berkolerasi erat dengan upaya menurunkan rentan rawan pangan dan gizi serta penurunan stunting. Untuk itu, Bapanas saat ini makin gencar melakukan kampanye dan edukasi pentingnya konsumsi pangan beragam khususnya kepada pelajar dan generasi muda.
"Apresiasi atas kontribusi Kota Bandung turut menggencarkan kampanye pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman), khususnya kepada para generasi muda. Kita lihat pada gelaran Mabar B2SA hari ini mayoritas dihadiri siswa-siswi SMP dan SMA, artinya ini sangat baik bagi keberlanjutan gerakan penganekaragaman pangan di Indonesia," ujarnya melalui keterangannya di acara Mabar B2SA, di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (29/5).
Adapun gerakan penganekaragaman konsumsi pangan B2SA makin masif dikampanyekan di berbagai kota. Kali ini gerakan yang diusung Bapanas tersebut menyasar generasi muda Kota Bandung melalui "Mabar B2SA" atau Makan Benar B2SA.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya