Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ditemukan, Teknik Membuang Zat Berbahaya dari Limbah Plastik

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Katalis baru memungkinkan konversi karbon dioksida, yakni gas rumah kaca menjadi prekursor atau zat pemula dalam industri plastik. Ini sebagai alternatif untuk menggunakan bahan baku minyak bumi.

Para peneliti di Energy Safety Research Institute (ESRI) di Swansea University telah menemukan cara mengubah limbah karbon dioksida menjadi molekul yang membentuk dasar pembuatan plastik. Potensi penggunaan ethylene global yang berasal dari karbon dioksida (CO2) sangat besar.

Rekayasa ini setidaknya memanfaatkan setengah miliar ton karbon yang dipancarkan setiap tahun dan mengimbangi emisi karbon global.

Enrico Andreoli yang mengepalai tim pemanfaatan CO2 di ESRI mengatakan, karbon dioksida bertanggung jawab untuk banyak kerusakan yang disebabkan lingkungan kita. Penelitian berfokus pada menangkap dan menyimpan emisi karbon dioksida yang berbahaya.

"Tapi alternatif untuk penyimpanan jangka panjang yang mahal adalah dengan menggunakan CO2 yang ditangkap sebagai sumber untuk membuat bahan yang berguna," kata Andreoli. Itulah mengapa di Swansea para peneliti telah mengubah karbon dioksida menjadi molekul yang disebut ethylene.

Etilena adalah salah satu molekul yang paling banyak digunakan dalam industri kimia. Etilena juga merupakan bahan awal dalam pembuatan deterjen, pelumas sintetik, dan sebagian besar plastik seperti polietilena, polistiren, dan polivinil klorida yang penting bagi masyarakat modern.

"Saat ini, etilena diproduksi pada suhu yang sangat tinggi dengan uap dari minyak. Kita perlu menemukan cara-cara alternatif untuk memproduksinya sebelum kita kehabisan minyak," sambung Andreoli.

TIm pemanfaatan CO2 menggunakan CO2, air dan listrik "hijau" untuk menghasilkan etilena berkelanjutan pada suhu kamar. Inti dari proses ini adalah katalis baru - bahan yang direkayasa untuk mempercepat pembentukan ethylene.

Andreoli menjelaskan, timnya telah menunjukkan bahwa tembaga dan aditif poliamida dapat dikombinasikan untuk membuat katalis yang sangat baik untuk pemanfaatan CO2. "Poliamida menggandakan efisiensi pembentukan etilena mencapai salah satu tingkat konversi tertinggi yang pernah tercatat dalam larutan air bikarbonat standar," terang Andreoli.

Kelompok pemanfaatan CO2 bekerja sama dengan University of Nebraska-Lincoln dan European Synchrotron Research Facility di Grenoble dalam pembentukan katalis.

Andreoli menyimpulkan bahwa potensi menggunakan CO2 untuk membuat bahan sehari-hari sangat besar, dan tentu saja akan menguntungkan produsen skala besar. "Kami sekarang aktif mencari mitra industri yang tertarik untuk membantu membawa teknologi ini relevan secara global," kata Andreoli.

nik/berbagai sumber/E-6

Komentar

Komentar
()

Top