Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ditarget Juara Dunia

Foto : AFP/ CHALINEE THIRASUPA
A   A   A   Pengaturan Font

Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo ditargetkan mampu meraih gelar juara dunia setelah dalam dua edisi terakhir selalu gagal.

JAKARTA - Ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi andalan untuk meraih gelar juara pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis di Basel, Swiss yang akan digelar pada 19 hingga 25 Agustus mendatang.

Pasangan berjuluk "The Minions" itu digadang-gadang menjadi kampiun di Kejuaraan Dunia. Dalam dua edisi terakhir, Marcus/Kevin mendapatkan pelajaran penting yang bisa dijadikan bekal untuk menatap percobaan ketiga di Basel nanti. Waktu itu, dua kali tampil, mereka terhenti di babak perempat final.

Pada Kejuaraan Dunia 2017, Marcus/Kevin secara mengejutkan dihentikan pasangan Russia, Valdimir Ivanov/Ivan Sozonov. Adapun pada gelaran tahun berikutnya, mereka kandas dari pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 19-21, 18-21.

Tahun ini, mereka kembali turun dan dipatok target juara. Apalagi setelah perfoma mereka yang kembali panas usai menjuarai Indonesia Open dan juara di Japan Open. "Kalau saya tetap optimistis. Akan tetapi mereka harus kontrol emosinya. Mereka belum pernah juara di Kejuaraan Dunia dan Olimpiade sehingga keinginannya tinggi. Nah, keinginan itu yang dikontrol jangan sampai berlebihan. Jika berlebihan risikonya kan ada. Umpamanya, karena ingin juara latihannya jadi sangat keras risikonya cedera," kata pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi di pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (12/8).

Herry, yang dijuluki fan bulutangkis sebagai Coach Naga Api itu, menyebut Marcus/Kevin memetik pelajaran berharga dari dua edisi Kejuaraan Dunia Bulutangkis sebelumnya. Lagi pula, Kejuaraan Dunia Bulutangkis tahun ini menjadi bagian pengumpulan poin olimpiade.

"Kejuaraan Dunia ini salah satu test case mereka juga sebelum Olimpiade 2020 ya. Mereka bisa tidak kontrol emosi karena biasanya di Olimpiade semua ingin menang. Apalagi jika diomongin, wah pasti juara ini, pasti menang, tahu-tahu babak pertama dan kedua kalah. Jadi kontrol emosinya harus bisa. Nah, ini salah satu test case-nya," jelas Herry.

"Kalau di Kejuaraan Dunia bisa kontrol dan dapat gelar, menuju Olimpiade lebih mudah lagi. Maksudnya sudah ada pandangan. Makanya, apapun hasil di Kejuaraan Dunia jadi test case mereka," ungkap Herry.

Selain emosi yang harus dikontrol, Herry juga meminta agar anak asuhnya itu mampu menjaga kondisi fisik yang ideal. Marcus/Kevin harus bebas cedera hingga Olimpiade 2020. "Itu menjaganya harus bagus. Makanya, kadang-kadang pemain sebelum itu dipijat, otot-otot harus dikembalikan. Itu salah satu mencegah cedera. Otot kita ini seratnya banyak. Kalau abis dipakai tak diperbaiki bisa kusut, putus, jadi pemeliharaan harus benar. Kadang-kadang kalau pemain capek saya harus jaga, dan jauhkan dari cedera," ujar dia.

Tutupi Poin

Sementara itu, pelatih pelatnas bulutangkis ganda putri, Eng Hian, meminta agar Greysia Polii dan kawan-kawan mampu membawa pulang medali dari Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019. Hal itu agar bisa menutupi kekurangan poin di turnamen Asia.

Ganda putri menurunkan tiga pasang di kejuaraan yang berlangsung di Basel, Swiss, 19-25 Agustus. Greysia Polii/Apriyani Rahayu tampil sebagai unggulan kelima di kejuaraan tersebut. Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta tak menjadi unggulan. Keduanya melaju ke babak kedua setelah mendapat bye di babak pertama. Kemudian, Yulfira Barkah/Jauza Fadhila Sugiarto, yang menjadi wakil ketiga ganda putri dari Indonesia di ajang tahunan BWF.

"Untuk Greysia/Apriyani menyamai target tahun lalu (semifinal). Bukan hanya dari sisi prestasi tetapi dari sisi poin. Sebab, beberapa turnamen belakangan ada pemotongan jadi diusahakan Kejuaraan Dunia ini bisa menutup kekurangan dari poin beberapa turnamen yang hilang," kata Eng Hian.

Eng Hian melanjutkan, untuk Della/Rizki jika masih ingin dipertahankan untuk program Olimpiade paling tidak menembus semifinal. Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top