Disparekraf Gelar "City Tour" Jakarta

JAKARTA - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta telah menghadirkan sebanyak 46 delegasi dari 25 negara. Mereka diajak berkeliling Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Monumen Nasional (Monas) dalam kegiatan International Organization of Supreme Audit Institutions (Intosai) Working Group on Audit of Extractive Industries (WGEI) City Tour 2023, pekan lalu.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta, Andhika Permata, mendukung berbagai elemen dalam kegiatan kunjungan ke seluruh destinasi wisata Jakarta. Menurutnya, seluruh destinasi wisata Jakarta layak dieksplorasi turis mancanegara.

"Disparekraf senantiasa mendukung berbagai elemen yang ingin mengenal lebih jauh keindahan Jakarta melalui berbagai destinasi wisata," ujar Andhika. Objek wisata Jakarta antara lain mulai dari sejarah, budaya, dan kuliner. "Semua layak diketahui wisatawan domestik atau internasional," ujar Andhika, dikutip jakartagoid, Senin (31/7).

Dia menuturkan sebanyak 46 delegasi dari 25 negara anggota Intosai WGEI berasal dari Amerika Serikat, Brasil, Norwegia, Botswana, Ekuador, Mesir, Eswatini, Fiji, negara Timur Tengah, hingga Afrika Selatan. Mereka diajak berkunjung ke sejumlah destinasi wisata seperti TMII dan Monas.

"Ini momen bagus untuk lebih mengenalkan Jakarta sebagai tujuan wisata dan pusat bisnis internasional," tuturnya. Andhika menambahkan, Intosai atau International Organization of Supreme Audit Institutions merupakan organisasi otonom, independen, dan nonpolitik. Mereka beroperasi sebagai landasan komunitas audit pemerintah eksternal.

Intosai memiliki misi untuk mendukung para anggotanya berkontribusi secara efektif terhadap akuntabilitas sektor publik. Mereka juga mendorong kegiatan ekonomi, efektivitas, dan efisiensi program pemerintah untuk kepentingan bersama.

"Adapun WGEI merupakan working group di bawah Intosai yang memfasilitasi penukaran pengetahuan dan pengalaman antar-Supreme Audit Institution. Ini terutama dalam bidang pemeriksaan industri ekstraktif, seperti industri minyak, gas, dan pertambangan," tandasnya.

Ke depan harus terus digalakkan kunjungan turis ke Jakarta agar kota ini tetap menjadi destinasi dunia, setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara. Langkah ini tak dapat hanya dijalankan pemprov saja, tetapi mesti melibatkan banyak pihak.