Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Disorot Dunia! Kenaikan BBM RI Dinilai Media Amerika sampai Timur Tengah jadi Masalah 'Politik Sensitif'

Foto : AP Photo/Tatan Syuflana

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

"Dia (Jokowi) mengatakan bahwa aliran subsidi ke masyarakat tidak tepat sasaran - sekitar 70 persen dari subsidi menguntungkan kelas menengah dan atas - dan pemerintah memutuskan untuk meningkatkan bantuan sosial," tulis AP seperti dikutip ABC News.

Laporan itu lantas ditutup dengan menyebut harga BBM sebagai isu politik sensitif merujuk pada dampak yang ditimbulkan dari kenaikan harga BBM di Indonesia pada masa lampau

"Harga bahan bakar merupakan isu politik sensitif yang dapat memicu kenaikan harga lainnya dan berisiko menimbulkan protes mahasiswa. Pada tahun 1998, kenaikan harga memicu kerusuhan yang membantu menggulingkan diktator lama Suharto."

Senada dengan AP, portal berita Uni Emirat Arab Al Arabiya turut menyebut harga BBM sebagai masalah politik yang sensitif yang kenaikannya memiliki implikasi besar bagi rumah tangga dan usaha kecil.

"Kenaikan harga bahan bakar terakhir terjadi pada 2014, beberapa bulan setelah Jokowi menjabat, yang bertujuan untuk membebaskan ruang fiskal. Hal itu memicu protes di seluruh nusantara. Serikat pekerja sebelumnya mengancam akan mogok jika pemerintah tetap melanjutkan kenaikan harga BBM," bunyi berita Al Arabiya.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top