Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Surat Utang - Investor Ritel Lebih Memilih Obligasi Pemerintah

Dirancang, Obligasi Korporasi untuk Investor Ritel Rp1 Juta

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Guna mendorong investor ritel menyerap obligasi korporasi, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menurunkan satuan pembelian obligasi dengan nilai terendah satu juta rupiah. Kebijakan ini dinilai sejumlah kalangan cukup baik karena bisa menarik minat investor ritel.

Analis obligasi PT MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra, mengatakan pembelian minimum obligasi korporasi senilai satu juta rupiah akan menarik bagi investor ritel. Terlebih, sebelumnya pemerintah juga telah menawarkan Saving Bond Retail (SBR) kepada investor dengan minimum pemesanan sebesar satu juta rupiah dan hasilnya bisa dinyatakan berhasil.

"Bahkan, pemerintah juga menaikkan jumlah penerbitan dari target awal penawaran untuk SBR004. Jadi, rencana itu akan menarik untuk investor ritel," ungkapnya kepada Koran Jakarta, Kamis (27/9). Saat ini, lanjut Made, transaksi di pasar sekunder masih didominasi oleh investor institusi.

Bahkan dengan penambahan investor ritel dampaknya belum akan terasa di aktivitas perdagangan mengingat karakter investor yang berinvestasi di obligasi korporasi adalah hold to maturity. Oleh karena itu, kelemahan dari rencana tersebut yakni sosialisasi mengenai karakteristik produk obligasi korporasi, terutama yang berkaitan dengan risiko gagal bayar atau default dari emiten.

Selain itu diperlukan market maker karena obligasi korporasi berbeda dengan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) maupun sukuk ritel yang agen penjual akan bertindak sebagai stanby buyer, sedangkan kalau di obligasi korporasi tidak ada pihak penjual obligasi korporasi ritel di pasar sekunder. "Akan percuma apabila sistem ada, tapi tidak ada yang menjual obligasi secara ritel di pasar sekunder," tegas Made.

Baca Juga :
Ekspansi Bisnis

Perlu Waktu

Sementara itu, Managing Director PT Danareksa Sekuritas, Boumediene Sihombing, menyatakan akan mendukung kebijakan BEI untuk menurunkan satuan pembelian obligasi dengan nilai terendah 1 juta rupiah sebagai bagian dalam mengembangkan perdagangan elektronik transaksi obligasi ritel. "Kita mendukung langkah untuk memperluas basis investor obligasi," imbuhnya.

Boumediene berharap mudah-mudahan dengan semakin banyaknya online trading akan mendorong investasi ritel di obligasi korporasi. Kendati demikian, hal tersebut tidak serta merta akan menaikkan nilai transaksi perdagangan obligasi korporasi di pasar sekunder. "Mungkin masih perlu waktu yang lumayan.

Sebab, selama ini investor ritel lebih familiar dengan obligasi ritel dari pemerintah sedangkan belum pada obligasi korporasi," tukasnya. Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, menuturkan akan mengembangkan transaksi obligasi korporasi dengan satuan nilai terendah satu juta rupiah. Rencana tersebut menjadi bagian dari langkah BEI dalam mengembangkan perdagangan elektronik transaksi obligasi.

"Nanti ke depannya, kita ingin turunkan tapi secara bertahap. Apalagi kalau sudah ada electronic bookbuilding. Jadi, di pasar sekunder perdagangan obligasi bisa satu juta rupiah," tuturnya. Oleh karena itu, tidak ada masalah terkait dengan pembelian obligasi ini. Apalagi hal tersebut akan dilakukan secara bertahap supaya transaksi dari joint lead tidak terlalu drastis.

Namun, terkait waktu akan direalisasikannya rencana tersebut ia belum bisa menyebutkannya. "Kami akan segera melakukannya demi meningkatkan akses investor ritel ke pasar obligasi," pungkasnya.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top