Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
POLKAM

Dipuji, Keberanian Hendra Bongkar Penjualan Data

Foto : KORAN JAKARTA/AGUS SUPRIYATNA

BERJASA BESAR | Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arief Fakrulloh (kedua dari kanan), di Jakarta, Kamis (1/8) bertemu pemilik akun @hendralm, Hendra Hendrawan (kanan). Hendra berjasa besar karena berani membongkar adanya praktik jual beli data kependudukan di dunia maya.

A   A   A   Pengaturan Font

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil Kemendagri), Zudan Arief Fakrulloh berterima kasih kepada pemilik akun Twitter @ hendralm yang telah memviralkan adanya praktik jual beli data kependudukan. Ucapan terima kasih itu diungkapkan Zudan saat bertemu pemilik akun @hendralm.

Pertemuan antara Zudan dan Hendra Hendrawan, pemilik akun @hendralm digelar di Pusdiklat Kepemimpinan LAN, di Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (1/8). Hendra telah berjasa karena berani membongkar adanya praktik jual beli data kependudukan di dunia maya.

Menurut Zudan, keberanian Hendra diapresiasi. Bahkan, masyarakat diimbau untuk mengikuti jejak Hendra, jika dirasa punya bukti ada modus jual beli data kependudukan.

"Mas Hendra ini berjasa karena berani membongkar modus penjualan data kependudukan seperti e-KTP, data Kartu Keluarga (KK), dan data Nomor Induk Kependudukan (NIK) di grup Facebook bernama Dream Market Official," ujar Zudan.

Zudan menambahkan dalam pertemuan tadi, Hendra banyak menjelaskan bagaimana duduk persoalannya sampai berani membongkar praktik jual beli data kependudukan. Tentu, keberanian Hendra ini harus diapresiasi. Karenanya ia merasa perlu bertemu langsung.

"Ini pemilik akun yang bernama Samuel Christian, sehari-harinya bernama Hendra Hendrawan. Dialah yang berjasa membuka adanya masalah ini," katanya.

Salah Paham

Mengenai pemberitaan bahwa Ditjen Dukcapil melaporkan pemilik akun @ hendralm, menurut Zudan, itu salah paham saja. Ia pun meminta maaf kepada Hendra, karena telah membuatnya stres begitu tahu ada pemberitaan dirinya dilaporkan ke polisi. Padahal, tidak seperti itu duduk perkaranya. Dalam pertemuan, semua telah dijelaskan.

"Kami justru yang sangat berterima kasih kepada Mas Hendra yang sempat stres karena mengira dirinyalah yang dilaporkan ke kepolisian oleh Kemendagri seperti ramai diberitakan. Padahal, kami telah mengklarifikasi bahwa kami tak pernah dan tak berniat melaporkan Mas Hendra ke kepolisian terkait unggahannya soal jual beli data penduduk di medsos," tutur Zudan.

Ditjen Dukcapil, lanjut Zudan, hanya melaporkan tentang peristiwa jual beli data kependudukan. Jadi, kasusnya yang dilaporkan. Bukan yang memviralkan adanya modus jual beli data kependudukan.

"Saya sampaikan bahwa kami dari Dukcapil Kemendagri melaporkan adanya peristiwa jual beli data kependudukan, tidak melaporkan Mas Hendra, tidak melaporkan pihak lain," kata Zudan.

Zudan mengungkapkan dalam pertemuan tadi, Hendra banyak menjelaskan soal modus jual beli data kependudukan. Informasi Mas Hendra sangat berharga. Ini jadi masukan yang nanti akan membantu pihak kepolisian dalam membongkar kasus tersebut.

Hendra mengatakan data kependudukan yang diperjualbelikan bukan berasal dari data kependudukan Kemendagri. Beberapa modus yang dipakai para pelaku jual beli data kependudukan, setidaknya ada empat modus pencurian data pribadi oleh si pelaku jual beli data.

Modus pertama, pelaku membuat akun di situs jual beli. Sebagai pembeli pelaku berpura-pura memverifikasi dengan minta foto selfie si pemilik barang lengkap memegang e-KTP. "Si pelaku juga mengirim foto selfie, tapi yang dipakai adalah data milik orang lain," ujar Hendra.

Modus kedua, kata dia, si pelaku membuka lowongan kerja di situs jual-beli dengan mensyaratkan data e-KTP dan KK. Sedangkan modus ketiga, si pelaku pura-pura melakukan penawaran pinjaman dana dengan syarat mencantumkan data e-KTP. Sementara modus terakhir, ada pelaku yang sampai mendatangi langsung masyarakat di kampungkampung.

"Modusnya pelaku memberikan sembako dengan imbalan foto e-KTP dan KK," kata Hendra. ags/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top