Diprediksi Terfluktuasi

JAKARTA - Pergerakan rupiah, hari ini (6/8), diperkirakan terfluktuatif melanjutkan kondisi sehari sebelumnya. Hal itu seiring variatifnya sentimen, baik internal maupun eksternal.

Meningkatnya eskalasi antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok diperkirakan akan menekan kinerja nilai tukar rupiah. Di sisi lain, pembahasan stimulus fiskal AS menjadi angin segar bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

"Di pasar berkembang kembali adanya kekhawatiran ketegangan hubungan AS-Tiongkok," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, kemarin.

Di sisi lain, data perubahan jumlah orang yang dipekerjakan di luar sektor pertanian dan pemerintahan di AS yang disurvei oleh perusahaan swasta AS, Automatic Data Processing Inc, dilaporkan mengalami kenaikan. Namun, angkanya mencapai 167 ribu orang, jauh di bawah ekspektasi pasar 1,2 juta orang. Hal itu memberikan sentimen negatif ke dollar AS.

Selain itu, pembahasan stimulus fiskal AS senilai 1 triliun dollar AS juga menjadi sentimen positif untuk nilai tukar negara pasar berkembang.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (6/8) sore, ditutup melemah 35 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.585 rupiah per dollar AS.

mad/Ant/E-10