Dipicu Pengenduran PPKM

JAKARTA - Dollar melayang di dekat posisi terendah baru- baru ini di perdagangan Asia, Selasa (7/9) pagi, karena para pedagang bersiap untuk serangkaian pertemuan bank sentral mulai dari Australia, Eropa hingga Kanada pekan ini, mencari tanda-tanda bahwa mereka membuat kemajuan menuju normalisasi kebijakan. Kondisi tersebut diperkirakan dapat mendorong kelanjutan penguatan rupiah terhadap dollar AS.

Kemungkinan penundaan tapering (pengurangan pembelian obligasi) di Amerika Serikat (AS), setelah data pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan, Jumat (3/9), telah menempatkan fokus ekstra pada pembuat kebijakan di tempat lain dan memberi tekanan terhadap dollar AS.

Sementara itu, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (7/9) sore, ditutup menguat seiring penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah wilayah. Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.213 rupiah per dollar AS.

"Sentimen positif dari dalam negeri memberikan penguatan pada rupiah, salah satu alasannya adalah karena sejumlah wilayah RI sudah mulai diturunkan level PPKMnya menjadi level 2," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta.