Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PREDIKSI RUPIAH

Dipengaruhi Potensi "Default" AS

Foto : ANTARA/Rivan Awal Lingga
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Pergerakan rupiah kembali tertekan akibat faktor eksternal dan diperkirakan berlanjut ke depan. Potensi default pemerintah Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian ekonomi global mendorong pelaku pasar beralih ke dollar AS. Alhasil, permintaan dollar meningkat sehingga mendorong penguatan terhadap mata uang lain.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (27/2) sore, terkoreksi 38 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.030 rupiah per dollar di tengah potensi gagal bayar pemerintah Amerika Serikat. "Potensi gagal bayar utang yang jatuh tempo, mengakibatkan indeks dollar kembali menguat," kata analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, kemarin.

Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) buka suara mengenai kemungkinan pemerintah gagal membayar utangnya saat kongres tengah bergulat membahas kemungkinan menaikkan jumlah utang yang dapat dipikul pemerintah AS. Pada 12 Februari 2019, utang pemerintah AS sudah mencapai 22,15 triliun dollar AS, dibandingkan pekan sebelumnya yaitu 21,9 triliun dollar AS.

Selain itu, tingginya risiko di perekonomian global, seperti perlambatan di Eropa dan Tiongkok, mendorong pelaku pasar untuk menjadikan dollar AS sebagai bunker perlindungan.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top