Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pengendalian Penyakit I Tingkatkan Kesadaran Masyarakat demi Keluarga Sejahtera

Dinkes Tangerang Catat Tujuh Kasus Meninggal akibat DBD

Foto : Antara/Azmi Samsul Maarif

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Tangerang, dr Sumihar Sihaloho.

A   A   A   Pengaturan Font

Warga diimbau tingkatkan kewaspadaan serta memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, seperti mengecek tempat penampungan air dan terapkan gerakan 3M plus, yakni menguras, menutup, serta mengubur.

TANGERANG - Tangerang Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang Provinsi Banten mencatat 1.035 kasus demam berdarah dengue (DBD) sepanjang Januari-September 2022, dengan tujuh orang di antaranya meninggal dunia.

"Jumlah kasus pada Januari sampai 27 September 2022 yaitu sebanyak 1035 kasus, dan tujuh kasus kematian (orang meninggal dunia)," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Tangerang, dr Sumihar Sihaloho, di Tangerang, Selasa (27/9).

Ia mengatakan jumlah penderita DBD di wilayahnya itu terjadi peningkatan cukup signifikan bila dibandingkan dengan kasus di tahun sebelumnya. Pada tahun 2021, lanjut dia, terhitung telah mencapai 671 kasus. Sementara data yang terhitung sampai pertengahan tahun ini telah tercatat sebanyak 1.035 kasus.

"Tahun 2021 tercatat ada 671 kasus, sedangkan tahun 2022 sampai September ada 1.035 kasus. Ada peningkatan kasus," katanya.

Ia menyebutkan untuk penemuan kasus DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini telah menjangkit segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia (lansia).

"Untuk usia rentan paling terbanyak di usia 15 tahun sampai 44 tahun," tuturnya.

Kendati demikian, pihaknya pun saat ini telah melakukan upaya pengendalian dengan menyiapkan sebanyak 44 fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan 25 rumah sakit guna menghadapi lonjakan kasus.

"Upaya yang dilakukan Dinkes telah melakukan pemantauan per kasus DBD yang sudah terlaporkan dengan kegiatan penyelidikan epidemiologi ke rumah pasien dan pemeriksaan jentik ke lingkungan rumah pasien termasuk 25 rumah," ungkapnya.

Layanan Kontrasepsi

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, meningkatkan pelayananakseptor kontrasepsi keluarga berencana ( KB) untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk (LPP).

"Kita menargetkan untuk pengendalian LPP sekitar 2,1 persen," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak, Dedi Indepur, di Lebak, Selasa (29/7).

Pemerintah Kabupaten Lebak, lanjut dia, berkomitmen untuk mengendalikan LPP dengan mengoptimalkan pelayanan kontrasepsi KB dengan melibatkan berbagai komponen antara lain organisasi perangkat daerah ( OPD), pemangku kepentingan, TNI, IBI, PKK dan klinik, termasuk tokoh masyarakat dan ulama.

Bahkan, pihaknya kini dengan TNI Manunggal Kesehatan melayani kontrasepsi gratis mulai tingkat desa sampai kecamatan.

"Kami mengapresiasi sejauh ini pelayanan kontrasepsi KB berjalan lancar dan tidak ada penolakan dari elemen masyarakat," katanya.

Menurut dia, perkiraan permintaan masyarakat ( PPM) tahun 2022 ditargetkan untuk IUD sebanyak 1.164 orang, MOW 62 orang, implan 2.660 orang, suntik 23.608 orang, pil 15.754 orang, MOP : 9 orang dan kondom 1.465 orang.

Namun, realisasi pencapaian kontrasepsi KB baru untuk IUD sebanyak 410 orang, MOW 6 orang, implan 3.272 orang, suntik 16.753 orang,pil 9.004 orang, MOP 1 orang dan kondom 484 orang. Ant/and


Redaktur : andes
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top