Dinkes DIY: Masyarakat Harus Waspadai Gigitan Ular Selama Musim Hujan
Seorang relawan Exotic Animal Lovers (Exalos) Indonesia memperlihatkan seekor ular Pucuk (Ahaetulla prasina) sebelum dilepasliarkan di kawasan hutan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (18/12/2022).
Foto: ANTARA/SiswowidodoYogyakarta - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta meminta masyarakat di provinsi setempat mewaspadai bahaya gigitan ular berbisa yang kasusnya berpotensi meningkat saat musim hujan.
"Di Gunungkidul ada beberapa kasus (gigitan ular berbisa) sehingga ini juga harus diwaspadai daerah lain, karena kalau musim hujan mereka kan keluar dari lubang," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaningastutie di Yogyakarta, Kamis.
Manakala ada warga yang menjadi korban gigitan ular, katanya, harus segera dilarikan ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat untuk mendapat penanganan medis.
"Penanganan pertamanya harus dibawa ke fasyankes terdekat. Jadi, begitu ada kasus seperi itu harus tidak ada tawar menawar lagi ke fasyankes, puskesmas atau klinik," ujar dia.
Pembajun mengakui akibat beberapa kasus gigitan ular berbisa yang terjadi di Gunungkidul beberapa waktu terakhir, Dinkes DIY bahkan harus mengajukan kembali stok serum anti bisa ular (ABU) ke pemerintah pusat.
"Alhamdulillah kita sudah dapat, sudah sedia. Untuk pemakaian ABU untuk bisa ular itu tidak bisa satu orang satu (dosis), tidak. Harus sesuai standar bobotnya atau bisa apa yang masuk dan (jenis) ular yang seperti apa," kata dia.
Meski dipastikan saat ini persediaan ABU di DIY dalam kondisi cukup, Pembajun menuturkan penggunaan ABU bakal dimobilisasi langsung oleh masing-masing dinas kesehatan kabupaten/kota.
Menurutnya, sudah ada beberapa rumah sakit di DIY yang menyediakan sendiri penawar bisa ular itu.
"Karena agak mahal ya ABU ini, dinkes kabupaten/kota itu siap memobilisasi ABU di wilayah mereka," kata dia.
Pembajun menilai bahaya gigitan ular menjadi salah satu hal yang penting untuk diwaspadai masyarakat disamping menjaga kesehatan agar terhindar dari potensi penyakit musim hujan seperti leptospirosis hingga diare.
"Kuncinya satu kebersihan lingkungan, kemudian perilaku mengonsumsi, dan jaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)," ucap dia.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Peduli Ibu-ibu, Khofifah Ajak Muslimat NU Melek Digital
- 2 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 3 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 4 Reog Ponorogo hingga Kebaya Bakal Jadi Warisan Dunia UNESCO
- 5 Pemprov DKI Siapkan Mobil Pompa di Area Cekungan Guna Atasi Genangan
Berita Terkini
- Cerita Warga Pulau Mensemut, Menolak Pindah Meski Terancam Tenggelam
- Temuan Baru, Liam 'One Direction' Konsumsi Kokain, Alkohol, dan Antidepresan Sebelum Meninggal
- Pemerintahan Biden Berencana Percepat Bantuan Militer ke Ukraina
- Komisi VII DPR RI Dukung Langkah Pemerintah Tunda PHK Karyawan PT Sritex
- Satu Korban Kebakaran Pabrik di Bekasi Belum Terindentifikasi