Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dilema Rakyat Miskin Ibu Kota

Foto : koran jakarta/peri irawan

Amad bersama keluarganya tinggal di rumah bedeng di Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan,Selasa (18/7).

A   A   A   Pengaturan Font

"Kalau dulu kan di sini ada empang pemancingan. Saya menjaga empangnya. Tapi empang itu diuruk dan jadi pabrik triplek ini sekarang. Alhamdulillah, dikasih tempat sama yang punya empang," ujar pria berkumis itu saat berbincang, di lokasi, Selasa (18/7).

Diakui suami Jamila, 55 tahun ini, hidup di Ibu Kota semakin susah dari tahun ke tahun. Meski dia warga Betawi asli, dia tak seberuntung pendatang yang hidup di apartemen dan rumah mewah. Hidupnya yang serba pas-pasan harus bisa bersaing di Ibu Kota.

"Ya mau gimana lagi, memang begini adanya. Paling dari hasil jualan kopi dan mie rebus, tidak lebih dari sejuta rupiah per bulan. Disyukuri saja yang ada. Yang penting, kita mah ikhtiar," ucap ayah dari Sahri dan Kahfi ini.

Untung saja, kebutuhan rumah tangganya dibantu sang istri, Jamila yang bekerja sebagai buruh pabrik kecap. Hingga kini, Amad dan keluarga harus meminta air bersih dari tetangganya untuk masak dan mencuci baju sekolah anaknya. Sebab, sumur air yang ada di dekat rumahnya, berwarna keruh karena dibuat di pinggir kali.

Baca Juga :
Street Race di Ancol

"Mau beli rumah dimana. Untuk hidup saja susah. Apalagi, barang-barang kebutuhan semakin hari semakin mahal. Ini juga sudah alhamdulillah, ada yang ngasih tempat buat neduh dari hujan dan panas. Walaupun hanya dari kayu dan triplek," ucapnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top