Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dilema Besar Persebaya di Liga 1

Foto : ANTARA/Fikri Yusuf

Surati PSSI I Pemain Persebaya Surabaya Taisei Marukawa (tengah) berselebrasi usai mencetak gol ke gawang PSM Makassar saat pertandingan Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu. Persebaya menyurati PSSI terkait jumlah pemain untuk memperkuat Timnas.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Persebaya mengirimkan surat kepada PSSI agar klub maksimal hanya mengirimkan dua pemain untuk timnas Indonesia pada Piala AFF U-23.

Klub berjuluk Baju Ijo itu ingin setiap klub maksimal menyumbang dua nama untuk timnas Indonesia pada Piala AFF U-23 yang digelar di Kamboja, 14 sampai 26 Februari 2022. Langkah ini dilakukan karena ajang tersebut dilaksanakan saat Liga 1 2021-2022 masih bergulir.

Kehilangan lebih dari dua pemain bakal berdampak besar terhadap kekuatan Persebaya. Mengingat, jadwal Liga 1 bulan ini padat dan persaingan papan atas klasemen masih ketat. Peluang Persebaya untuk menjadi juara Liga 1 musim ini juga terbuka lebar. Tim asuhan Aji Santoso kini menduduki peringkat empat klasemen sementara, tertinggal lima poin dari Arema FC di puncak klasemen sementara dengan 47 poin, diususl Bhayangkara FC di peringkat dua dengan koleksi 46 poin.

Belum lagi meningkatnya penyebaran kasus virus korona di klub Liga 1. Sudah tiga pemain Persebaya yang dinyatakan positif Covid-19 sehingga harus absen dalam beberapa pertandingan. Pada Rabu (3/2) malam, Persebaya akan menghadapi PSIS Semarang. Laga PSIS melawan Persebaya akan digelar di Stadion I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali, pukul 20.45 WIB.

"Karena itu, kami mohon kepada PSSI untuk bisa mempertimbangkan permintaan ini. Kami tahu, permintaan ini tidak populer, tapi kondisi yang ada mengharuskan seperti itu," ujar manajer Persebaya, Candra Wahyudi.

"Terkecuali, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru bisa melakukan sinkronisasi antara agenda Timnas Indonesia dan kompetisi," sambungnya.

Pembatasan kuota pemain yang dipanggil timnas Indonesia bukan sesuatu baru. Pada Piala AFF 2016, Alfred Riedl yang menukangi tim Merah Putih cuma diizinkan memanggil dua pemain dari masing-masing klub.

Kondisi tersebut hampir terjadi lagi pada Piala AFF 2020. Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengaku dapat memahami klub tak rela melepas lebih dari dua pemain lantaran Liga 1 sedang berjalan.

Saat Piala AFF digelar PT. Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi memutuskan Liga 1 istirahat selama Piala AFF 2020 dilangsungkan. Shin Tae-yong tidak lagi dibatasi memanggil pemain dari masing-masing klub.

Pada Piala AFF 2020 sebanyak empat pemain Persebaya memperkuat Timnas Indonesia. Mereka adalah Ernando Ari, Rizky Ridho, Rahmat Irianto, dan Ricky Kambuaya. Jumlah itu membuat Persebaya menjadi kontestan Liga 1 yang paling banyak menyumbangkan pemain. Dominasi pemain Persebaya kembali terulang ketika Timnas Indonesia melawan Timor Leste pada FIFA matchday, Januari lalu. Tae-yong memanggil lima nama yaitu Ernando, Ridho, Irianto, Kambuaya, dan Marselino Ferdinan.

Berdampak Panjang

Terkait keberatan Persebaya, Direktur Utama PT. Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita mengatakan bahwa kompetisi musim ini memang tidak bisa lagi dihentikan karena jadwal sudah padat. Dengan durasi waktu yang tinggal 10 pekan, semua klub masih menyisakan masing-masing 14 pertandingan.

"Jadwal liga sudah rigid sehingga tidak bisa lagi ada penundaan laga. Kalau sampai kami lakukan penundaan, akan berdampak panjang karena kami dengan klub sudah sepakat liga harus rampung akhir Maret. Salah satunya, hal itu disebabkan mayoritas kontrak pemain berdurasi hingga Maret 2022," ujar Akhmad.

Lebih lanjut, Akhmad menjelaskan apabila satu pekan saja mundur, hal itu akan membuat klub harus menegosiasikan ulang kontrak dengan pemain. Di sisi lain, penundaan liga berpotensi memundurkan pula rencana kompetisi musim 2022-2023.

Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali menilai hal tersebut menunjukkan bahwa PSSI dan PT LIB belum bisa mengatasi satu masalah mendasar di sepak bola nasional yang berkaitan dengan sinkronisasi jadwal.

"Jangan dulu berekspektasi tinggi terhadap kualitas kompetisi dan prestasi timnas selama problem mendasar itu belum bisa diselesaikan," ujar Akmal. ben/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top