Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pidi Baiq

Dilan Itu Sebenarnya Rajin Menabung

Foto : KORAN JAKARTA/TEGUH RAHARDJO
A   A   A   Pengaturan Font

Pidi Baiq, penulis buku Dilan 1990, mengatakan jika tokoh fiksi ciptaannya dalam buku dan film Dilan 1990 adalah anak yang suka menabung. Dari menabung, Dilan bisa membeli apa yang diinginkannya bahkan hingga bisa kuliah.

"Dilan suka nabung. Uang saku tidak dihabiskan buat jajan bareng Milea, lebih suka disimpan. Dilan ingin kuliah sementara orang tuanya kan hidup sederhana, jadi harus hemat dan bisa nabung," ujarnya dalam Festival Bulan Inklusi Keuangan 2018 di halaman parkir kantor pusat Bank BJB Jalan Naripan, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/10).

Pidi menjadi pembicara dalam talkshow yang dihadiri oleh karyawan Bank BJB dan anak-anak sekolah serta guru. Dilan, sebagai tokoh film ciptaannya dianggap bisa menjadi contoh bagi anak-anak untuk mulai suka menabung.

"Dulu menabung itu susah, tapi Dilan tidak malas menabung. Dulu bank itu hanya hitungan jari, sekarang di setiap jalan bank-bank mudah ditemukan. ATM sekarang gampang ditemui, dulu di kota ada ATM saja sudah hebat," katanya.

Menurutnya dahulu banyak yang menabung di bawah bantal atau di celengan, sehingga gampang hilang. Sekarang ini menabung di bank, jadi tidak pelu khawatir uang akan hilang.

"Kalau nabung dibawah bantal resiko ditanggung sendiri, kalau menabung di bank, kalau hilang bank yang ganti. Tapi nggak ada tuh, nabung di bank uangnya hilang," ujarnya.

Dalam acara tersebut sebagian besar peserta memang anak-anak Sekolah Dasar. Anak-anak tingkat Sekolah Dasar menjadi sasaran inklusi keuangan yang dihelat Bank BJB dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat. Menurut Ahmad Irfan, Direktur Utama Bank BJB, informasi produk bank kepada anak-anak memang tidak akan memberikan dampak langsung.

"Setidaknya sepulang dari sini, mereka akan meminta orang tuanya untuk menabung di bank, " katanya.

Anak-anak saat ini, menurut Irfan, sudah bisa memiliki rekening di bank, yakni Simpanan Pelajar atau Simpel, dengan sepengetahuan orang tua. Bahkan melalui sekolah, Simpel bisa dimiliki pelajar secara kolektif dengan bantuan guru.

"Kami mengajarkan anak-anak akan pentingnya keamanan menyimpan uang. Industri bank bisa menjamin perlindungan terhadap uang tabungan dan konsumen atau nasabahnya," jelasnya.

Sementara itu Kepala OJK Jawa Barat Sarwono menambahkan Simpel menjadi salah satu upaya meningkatkan inklusi keuangan kepada pelajar. Sebab menurutnya saat ini inklusi keuangan di Jawa Barat mencapai 60 persen, sementara literasi keuangan hanya 29 persen.

"Belum seimbang, artinya masih ada problem besar untuk meningkatkan pemahaman industri keuangan kepada masyarakat," tutupnya. tgh/S-1

Komentar

Komentar
()

Top