Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Dikwal Bela Negara untuk Memperkuat Rasa Cinta Tanah Air

Foto : istimewa

Kegiatan Dikwal Bela Negara gelombang dua di Pusdiklat Bela Negara Badiklat Kemhan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pendidikan Awal Bela Negara (Dikwal) dinilai sebagai salah satu instrumen yang bisa mendorong menguatnya rasa cinta kepada Tanah Air. Karena dalam Dikwal, peserta banyak mendapat materi dan kegiatan yang berkaitan dengan bela negara, cinta Tanah Air, wawasan kebangsaan, dan ketahanan nasional.

Penilaian tersebut disampaikan Azwar, salah satu peserta Dikwal Bela Negara dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ) seperti dikutip dari keterangan Humas UPNVJ yang diterima Koran Jakarta, Kamis (25/11).

Menurut Azwar, Dikwal Bela Negara gelombang kedua ini diikuti sebanyak 160 peserta. "Para peserta ini terbagi dari 104 peserta UPNVJ, 26 peserta UPN Veteran Yogyakarta, dan 30 peserta UPN Veteran Jawa Timur yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan. Dikwal diselenggarakan selama enam hari, dimulai hari Minggu 21 November sampai dengan Jumat 26 November 2021," katanya.

Dalam Dikwal ini, kata Azwar, para peserta mengikuti berbagai kegiatan baik kegiatan indoor maupun outdoor. Salah satu kegiatan indoor yakni sesi pemberian materi di kelas, seperti pemberian materi mengenai peraturan baris berbaris, keprotokolan, muatan lokal atau materi Widya Mwat Yasa, korps UPN Indonesia, bela negara, wawasan kebangsaan, sistem pertahanan semesta, bahaya tindak kekerasan seksual, Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan berbagai materi lainnya.

"Sedangkan kegiatan outdoornya banyak sekali seperti, upacara, baris berbaris, diskusi kelompok di lapangan, danoutbound untuk mengembangkan kepemimpinan, membentuk karakter individu, membangun team kerja yang kuat," ujarnya.

Azwar pun menilai, Dikwal ini merupakan kegiatan yang sangat positif. Sebab ada banyak manfaat yang didapatkan peserta. Peserta mendapatkan berbagai materi terkait bela negara, cinta Tanah Air, wawasan kebangsaan, ketahanan nasional dan banyak materi lainnya. Selain itu peserta juga diajarkan banyak hal terkait peraturan baris berbaris dan kegiatan luar ruang lainnya.

"Tentunya semua ini adalah kegiatan-kegiatan yang sangat positif karena memberikan banyak manfaat untuk kami, dosen dan tenaga kependidikan tiga UPN Veteran se-Indonesia," jelas Azwar.

Jadi, kata dia, poin penting yang didapatkan dari berbagai materi yang sudah diberikan dalam kegiatan Dikwal, kata Azwar adalah bagaimana semua hal tersebut bisa diimplementasikan dengan baik di kehidupan sehari-hari Khususnya bagi dia sebagai seorang akademisi.

"Mudah-mudahan dengan adanya Dikwal ini, kita bisa semakin menjadi pribadi yang baik, cinta tanah air dan bertanggung jawab," pungkasnya.

Sebelumnya, saat membuka Dikwal Bela Negara gelombang kedua, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsdya TNI Donny Ermawan Taufanto mengatakan, pembinaan kesadaran bela negara diarahkan untuk menangkal faham-faham, ideologi dan budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai kepribadian Bangsa Indonesia. Bela negara dilakukan secara berkesinambungan melalui pendidikan dan pelatihan serta sosialisasi.

"Diklat Kader Bela Negara ini diharapkan dapat menumbuh kembangkan karakter cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, setia kepada Pancasila sebagai ideologi negara dan rela berkorban untuk bangsa dan negara. Hakekat pembinaan kesadaran bela negara adalah upaya untuk membangun karakter bangsa Indonesia yang memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme serta ketahanan nasional demi terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Tangguh," tuturnya.

Ditambahkannya, selama Diklat, peserta akan dibekali dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku kader bela negara yang nasionalis dan patriotik. "Saya sebagai Sekjen Kemhan berpesan, agar peserta Diklat mengikuti semua aturan dan ketentuan yang berlaku di Pusdiklat Bela Negara Badiklat Kemhan ini, serta laksanakan semua instruksi dari pengajar dan pelatih. Jangan pernah mengenal kata menyerah dan tetap semangat karena semangat merupakan modal utama dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada peserta Diklat," ujarnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top