Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dikhianati Amerika, Negara Islam Berkekuatan Nuklir Ini Lebih Pilih Bergabung dengan Rusia dan Tiongkok, Ada Apa?

Foto : Reuters

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Mantan Presiden Iran Hassan Rouhani.

A   A   A   Pengaturan Font

Duta Besar Iran untuk Rusia Kazem Jalali pada Selasa (19/7), mengungkapkan bahwa Teheran memutuskan bergabung dengan aliansi politik, ekonomi, dan militer wilayah Asia Tengah, Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO).

Berbicara kepada media Rusia, TASS, Jalali menuturkan bahwa saat ini Iran tengah menyiapkan sejumlah dokumen untuk bergabung bersama aliansi yang beranggotakan Tiongkok, Rusia, dan beberapa negara Asia Tengah.

"Proses untuk mendapatkan keanggotaan penuh di Shanghai Cooperation Organization terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilaksanakan oleh negara kandidat dalam kerangka waktu yang telah ditentukan," ujarnya, seperti dikutip dari TASS.

Jalali menyebut Iran akan melewati semua tahapan pendaftaran dengan teratur.

"Sesuai jadwal, Iran sedang mempersiapkan dokumen, melewati tahapan ini dan memberi tahu Organisasi Kerjasama Shanghai secara teratur," tambah Jalali.

Iran sendiri sebelumnya telah memperkuat hubungan dengan Tiongkok dan Rusia melalui aplikasi untuk menjadi anggota kelompok ekonomi berkembang yang dikenal sebagai BRICS. Teheran bahkan mengatakan BRICS akan menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi negaranya.

Diketahui, pendaftaran Iran sebagai anggota SCO ini dilakukan di tengah pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) mandek.

Negeri Persia itu bahkan menyebut AS telah melakukan pelanggaran perjanjian nuklir JCPOA 2015 yang ditarik secara sepihak pada era Presiden Donald Trump.

Sehubungan dengan itu, Teheran mengaku telah siap membuat bom nuklir. Penasihat Pemimpin Iran Imam Khamenei, Kamal Kharrazi, menyebut bahwa Teheran mampu membuat bom nuklir, di mana Teheran dikatakannya mampu melakukan pengayaan uranium hingga 90 persen.

Di sisi lain, AS dan Israel terus berupaya menekan program nuklir Iran. Presiden AS Joe Biden disebut telah menandatangani perjanjian bersama Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Sementara Iran menuding Biden berniat menyebar sentimen anti-Iran atau Iranofobia dalam perjalanannya ke negara-negara Timur Tengah yang disebut Biden sebagai langkah menghilangkan ketegangan di kawasan tersebut.

"Amerika Serikat sekali lagi berusaha menciptakan ketegangan dan krisis di kawasan dengan menerapkan kebijakan Iranophobia yang gagal," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, pada Minggu (18/7), seperti dikutip Reuters.

Biden diketahui telah melawat ke Timur Tengah pada pekan lalu. Dalam tur itu, ia bertemu dengan sejumlah pemimpin di kawasan itu, termasuk pemimpin Arab Saudi, Putra Mahkota Mohamed bin Salman (MbS) dan Raja Salman, Perdana Menteri Israel Yair Lapid, hingga Presiden Palestina Mahmoud Abbas.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top