Dibayangi Sentimen Gejolak Global

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik terkoreksi, hari ini (12/7). Spekulasi mengenai potensi resesi ekonomi global diperkirakan masih menjadi sentimen negatif bagi rupiah.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menilai salah satu faktor gonjang-ganjing ekonomi global dipicu tingginya inflasi sehingga mendorong sejumlah bank sentral memperketat kebijakan moneter melalui instrumen kenaikan suku bunga acuan. Karenanya, dia memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Selasa (12/7), bergerak di rentang 14.960-14.990 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup menguat, masih ditopang oleh naiknya cadangan devisa Indonesia. Rupiah ditutup menguat empat poin atau 0,03 persen dari akhir pekan lalu menjadi 14.975 rupiah per dollar AS.

"Rupiah masih didukung oleh peningkatan pada cadangan devisa yang pertama kali sejak November 2021, serta harga komoditas batu bara yang kembali naik," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta.

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia meningkat pada Juni 2022 menjadi 136,4 miliar dollar AS dibandingkan dengan Mei 2022 yang sebesar 135,6 miliar dollar AS. Peningkatan posisi cadangan devisa pada Juni 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan obligasi global atau global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.