Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Apostolik Visit -- Rombongan Paus ke Papua Nugini Naik Garuda Indonesia

Dialog Tokoh Agama Akan Keluarkan "Deklarasi Istiqlal"

Foto : Koran Jakarta/Wahyu AP

Konferensi Pers Kedatangan Paus -- Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC (kedua kiri) bersama Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo (kedua kanan) dan Ketua Panitia Pelaksana Panitia Kunjungan Bapa Suci Fransiskus, Ignasius Jonan (kanan) memberikan keterangan pers mengenai kunjungan Paus Fransiskus dalam perjalanan Apostolik ke Indonesia, di kantor KWI, Jakarta, Rabu (28/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Usai pertemuan dengan para tokoh agama di Masjid Istiqlal, Paus Fransiskus bersama Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar akan mengeluarkan Deklarasi Istiqlal. "Deklarasi Istiqlal akan ditandatangani Paus Fransiskus dan Nasaruddin Umar," ujar Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC, Rabu (28/6).

Menurut Mgr Anton, akan banyak tokoh agama diundang dalam acara Paus di Istiqlal, namun yang mengundang diserahkan kepada Imam Besar Nasaruddin. Uskup Bandung ini meneruskan, isi Deklarasi Istiqlal mengandung dua tema besar tentang dehumanisasi dan lingkungan. "Rinciannya, tidak mau saya sampaikan," tutur Mgr Anton. Namun, menurutnya, deklarasi cukup pendek, tidak panjang.

Mgr Anton mengatakan ini dalam konferensi pers terkait kedatangan Paus. Hadir juga Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo dan Ketua Panitia Ignasius Jonan. Dialog dengan para tokoh agama di Istiqlal akan dilaksanakan Kamis, tanggal 5 September. Menurut Kardinal Suharyo, Paus memilih Indonesia karena unik. Menurutnya, Indonesia multietnis dan multiagama, namun relatif harmonis.

Paus mengharapkan Indonesia bisa menjadi contoh hubungan harmonis antaretnis dan antaragama tersebut di jajaran Asean. Mendiang Presiden Sukarno sendiri memilih membangun Istiqlal berdampingan dengan Katedral. Ini simbolik agar bangsa Indonesia hidup harmonis. Sedangkan Wakil Presiden kala itu Bung Hatta menginginkan membangun masjid di mana banyak penduduk, agar masjid ada orangnya.

Sedangkan bagi umat Katolik, lanjut Kardinal, seperti anak menunggu kehadiran ayah. Hanya sesederhana itu, makna kedatangan Paus. Tapi dalam arti luas, memang Paus ingin meneguhkan iman umat. Selain itu, juga meneguhkan harmoni umat beriman di Indonesia. Juga meneguhkan hubungan Indonesia dengan Vatikan.

Sebab hubungan Vatikan dan Indonesia ini sudah baik sejak lama. Misalnya, tahun 1947 sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia. Pada saat itu, perwakilan Vatikan di Indonesia, minta segera Vatikan mengakui kemerdekaan Indonesia.

Tahun 2020

Sedangkan menurut Mgr Anton, Paus sebenarnya ingin datang tahun 2020. Tapi batal karena ada Covid-19. Lalu Mgr Anton bertanya, kapan Paus berencana ke Indonesia. Paus menegaskan, "Bukan rencana. Saya pasti datang," ucap Mgr Anton mengikuti Paus.

Kemudian akhirnya Paus memutuskan untuk datang ke Indonesia sebelum November tahun lalu. Paus ingin belajar banyak Islam Indonesia. Maka dari itu, kalau ada acara dialog agama di Vatikan, tokoh-tokoh muslim Indonesia sering diundang.

Kardinal berharap kunjungan Paus harus menumbuhkan harapan. Harapan itu berbeda dengan optimisme. Sebab optimisme berdasar perhitungan manusia. Contoh, beberapa tahun nanti, korupsi habis. Nah, kalau tidak tercapai, optimisme berubah menjadi pesimisme. Tapi harapan itu, berdasarkan iman, bukan berdasarkan hitung-hitungan manusia. Paus adalah peziarah pengharapan. "Semoga umat semakin memuliakan martabat manusia dengan harapan-harapan tersebut," ucap Kardinal.

Terkait Misa Kudus di Gelora Bung Karno akan dihadiri sekitar 60 uskup. Rinciannya, 10 uskup dari Asia, dua kardinal, dua uskup dari Vatikan, dan sisanya uskup-uskup Indonesia. Igansius Jonan mengungkapkan jadwal perjalanan Paus. Tanggal 2/9 sore berangkat dari Roma dan tiba di Indonesia 3/9 sore. Tanggal 4/9 bertemu Presiden Joko Widodo di Istana. Kemudian ke Katedral untuk bertemu para klerus, seminaris, dilanjutkan dengan ordo Serikat Jesus (SJ). Paus adalah ordo SJ.

Tanggal 5/9 pagi berdialog di Istiqlal. Lalu ke KWI bersama para penerima bantuan sosial. Pukul 17.00 Misa Kudus di GBK. "Umat yang diundang sekitar 80.000," jelas Jonan. Dia minta umat dari Jabodetabek menggunakan angkutan umum.

Tanggal 6/9 Paus ke Papua Nugini. "Terima kasih Paus berkenan naik Garuda Indonesia jurusan Jakarta -Port Moresby," tandas Jonan.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top