Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Di Sela-sela G20 TIIMM di Bali, RI dan Afsel Jajaki Peluang Kerja Sama Mulai dari Ekonomi hingga Masalah Iklim

Foto : ANTARA/HO-Kementerian Koordinator bidang Perekonom

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus GumiwangKartasasmita saat bertemu dengan Minister of Trade, Industry and Competition Afrika Selatan Ebrahim Patel pada ajang G20 Trade Investment and Industry Ministerial Meeting (TIIMM).

A   A   A   Pengaturan Font

BADUNG - Pemerintah RI menjajaki peluang kerja sama dengan Afrika Selatan (Afsel) di sela-sela ajang G20 TIIMM (Trade Investment and Industry Ministerial Meeting) di Bali.

Potensi kerja sama yang dijajaki antara RI dan Afsel meliputi mineral dan batu bara, serta upaya melepas ketergantungan pada bahan bakar fosil sesuai kesepakatan global dalam rangka pengurangan emisi gas buang guna mengurangi dampak perubahan iklim.

"Teknologi seperti carbon capture, utilization and storage (CCUS) termasuk mekanisme pendanaannya perlu didorong dan memberikan dampak signifikan bagi kedua negara (RI dan Afsel)," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Nusa Dua, Bali, Jumat (23/9).

Dalam pertemuan itu, Menko Airlangga menyampaikan transisi energi RI menuju rendah karbon merupakan aspek penting untuk mencapai ketahanan iklim yang mendukung lingkungan hidup dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Afsel memiliki kerja sama Just Energy Transition Partnership dengan Prancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat.

Pengalaman tersebut dapat dipelajari dan best practice bagi RI dalam menemukan model yang sesuai untuk menangani isu perubahan iklim di Indonesia.

Transisi Energi

Airlangga menyebut, upaya transisi energi Indonesia menuju ramah lingkungan dilakukan melalui berbagai kebijakan nasional seperti penggunaan kendaraan berbasis listrik dengan mendukung pengembangan baterai EV yang didukung oleh bahan baku seperti nikel yang dimiliki Indonesia.

Di samping itu, Indonesia melalui kerja samanya dengan ADB tengah menyiapkan langkah strategi bagi phasing down penggunaan pembangkit listrik berbasis batu bara dalam hal pendanaannya (energy transition mechanism).

Sementara itu, Ebrahim Patel menyampaikan, pertemuan keduanya juga untuk menjajaki kerja sama bidang-bidang potensial.

"Pertemuan ini dalam rangka menjajaki peluang yang dapat dikerjasamakan secara konkret antara kedua negara, khususnya di bidang-bidang yang menjadi perhatian dan potensi bersama," katanya.

Kedua negara disebut berpengalaman dalam industri tambang dan pengolahan raw materials seperti bauksit, tembaga, dan aluminium dinilai perlu dijajaki platform kerja sama yang tepat bagi peningkatan kerja sama di bidang tersebut.

Industri Otomotif

Selain membahas kerja sama energi dan pertambangan, juga disinggung potensi kerja sama halal dan industri otomotif beserta komponennya.

Pada pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat untuk berbagai pengalaman dan menciptakan peluang kerja sama serta melanjutkan komunikasi secara reguler. Dilakukan juga work with local industry agar tercipta nilai investasi yang seimbang.

Nilai perdagangan Indonesia-Afrika Selatan pada tahun 2021 tercatat sebesar 2,06 miliar dollar AS lebih besar jika dibandingkan pada 2020 yang angkanya 1,2 miliar dollar AS.

Pada periode Januari-Juli 2022, nilai perdagangan sebesar 2,06 miliar dollar AS atau meningkat 46,92 persen dari periode yang sama setahun sebelumnya 1,04 miliar dollar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top