Di Depan Para Pemimpin Agama Dunia, Menag Yaqut Ceramah soal Wisatawan dan Gelandangan
Globalisasi dalam kisah ini, kata Menag,boleh diibaratkan laksana gelombang pasang yang memporak-porandakan identitas dan pendirian-pendirian dasar, bukan hanya bagi negara-bangsa tetapi juga bagi kemanusiaan universal serta religiositas.
Sejak setidaknya tahun 2020, dunia mengalami globalisasi dalam rupa yang sama sekali lain: globalisasi sebagai bencana, dukacita sekaligus solidaritas. Inilah paradox lain dari kisah globalisasi yang kedua: globalisasi pandemic.
Dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, pandemi COVID-19 bukan hanya telah mengkonfigurasi ulang struktur trans-nasional, mobilitas, dan koneksi yang telah menjadi dasar bagi globalisasi pasca-Perang Dingin.
Pandemic secara mondial menghadapkan setiap orang, di belahan dunia manapun dengan latar kelas sosial apapun, agama dan bangsa yang berbeda-beda, untuk berhadapan dengan belangsungkawa universal.
"Di dalam pandemic, baik turis maupun gelandangan, sama-sama menghadapi risiko dihadapan keganasan virus yang mematikan," ujar Menag
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Eko S
Komentar
()Muat lainnya