Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Di Ambang Krisis! Harga Minyak Terus Merosot, Jurang Resesi Diprediksi Semakin Melebar di Asia

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Harga minyak semakin merosot di awal perdagangan Asia pada Jumat (16/9).

Mengutip Antara, minyak mentah berjangka Brent tergelincir 22 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 90,62 dolar AS per barel pada pukul 00.52 GMT, setelah meluncur 3,5 persen ke level terendah satu minggu di sesi sebelumnya.

Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kehilangan 25 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 84,85 dolar AS per barel, setelah jatuh 3,8 persen di sesi sebelumnya.

"Minyak mentah turun karena fokus pasar kembali ke latar belakang ekonomi yang memburuk," kata analis komoditas ANZ dalam catatan klien.

Kedua harga acuan menuju kerugian mingguan ketiga berturut-turut, sebagian dirugikan oleh dolar AS yang kuat, yang membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Merosotnya harga minyak semakin memperpanjang kerugian minggu ini karena kekhawatiran atas ketatnya pasokan dikalahkan oleh meningkatnya ketakutan akan kenaikan suku bunga tajam yang membanting pertumbuhan global dan memukul permintaan bahan bakar.

Pasar juga terguncang minggu ini oleh prospek Badan Energi Internasional untuk hampir nol pertumbuhan permintaan minyak pada kuartal keempat, karena prospek permintaan yang lebih lemah untuk Tiongkok.

"Fundamental minyak sebagian besar masih bearish karena prospek permintaan Tiongkok tetap menjadi tanda tanya besar dan karena inflasi yang melawan Fed tampaknya siap untuk melemahkan ekonomi AS," kata Edward Moya, analis OANDA dalam sebuah pernyataan.

Analis mengatakan sentimen menderita dari komentar oleh Departemen Energi AS bahwa tidak mungkin untuk berusaha mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis (SPR) sampai setelah tahun fiskal 2023.

Di sisi penawaran, pasar telah menemukan beberapa dukungan pada berkurangnya ekspektasi kembalinya minyak mentah Iran, karena para pejabat Barat mengecilkan prospek menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Teheran.

Analis Commonwealth Bank Vivek Dhar mengatakan hal itu mendukung pandangan bank bahwa pasar minyak akan mengetat pada akhir tahun dan Brent akan kembali ke 100 dolar AS per barel pada kuartal keempat.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top