Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Peningkatan Kualitas SDM

Dewan Pers: Banyak Wartawan Daerah Asal Jadi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Dewan Pers akan mendidik para wartawan di daerah dengan lebih masif lagi, agar mereka mengetahui bagaimana etika menjadi wartawan yang baik. Hal itu dilakukan karena saat melakukan uji kompetensi, tampak mereka asal jadi wartawan saja.

"Di sejumlah daerah, saya bersama Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) telah mendidik, melakukan uji kompetensi para wartawan di daerah. Kriteria wartawan yang beretika saja, mereka tidak tahu," kata Wakil Ketua Dewan Pers, Ahmad Djauhar, pada acara Seri Lokakarya Media Massa LPDS dengan tema Telaah Manajemen dan Kompetensi Wartawan Konvergensi, di Jakarta, Senin (23/7).

Pada lokakarya dalam rangkaian peringatan hari jadi ke-30 LPDS, ini Ahmad Djauhar berbagi beberapa pengalaman saat melakukan uji kompetensi di daerah. Pada umumnya mereka heran dan berkata, oh, jadi wartawan, harus begini dan harus begitu, ya. Dari sini tampak sepertinya mereka asal jadi wartawan saja.

Untuk itu, tambah Ahmad Djauhar, semua pihak termasuk Dewan Pers dan LPDS harus mendidik mereka dengan lebih masif lagi. Kalau pemerintah juga mau mendukung dan LPDS juga mendukung, akan sangat baik.

Mendidik Masyakat

Hal tersebut, tambah Ahmad Djauhar, sesuai dengan protap Dewan Pers yang harus mencetak wartawan berkualitas sekaligus mendidik masyakat. Apalagi masyarakat sekarang dikuasai media sosial. Ini menjadi peluang bagaimana mendidik jurnalisme warga di LPDS. Dia berharap kalau masyarakat terdidik maka Indonesia akan terhindar dari sisi negatif media sosial.

Sementara itu, wartawan senior Uni Lubis mengatakan wartawan harus terus mengasah kemampuan jurnalistiknya. Hal ini peru dilakukan karena tantangan yang dihadapi jurnalis pada era digital sekarang adalah bagaimana mempertahankan core values in jurnalism (nilai-nilai inti dalam jurnalisme).

"Wartawan mesti terbiasa menulis berita panjang. Minimal sebulan sekali, para wartawan, editor termasuk pemimpin redaksi, menulis berita panjang dan mendalam untuk terus mengasah kemampuan jurnalistiknya," kata Uni.

Penugasan untuk menulis berita panjang dan mendalam, tambah Uni, membuat para wartawan muda memahami masalah yang dia tulis secara komprehensif. Metode penugasan ini akan memaksa wartawan yang tidak terbiasa untuk menulis berita panjang dan mendalam menjadi terbiasa.

"Ini proses agar para wartawan muda itu lebih serius dalam menulis berita. Di mana dalam berita tersebut, diharuskan ada tiga wawancara langsung dengan narasumber terkait dengan tema yang sudah ditentukan," ujar Uni.

eko/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top