Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Deteksi Hipertensi dengan Jam Tangan Pintar

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Aplikasi pada jam tangan pintar mampu mendeteksi irama jantung dan melacak detaknya dengan akurasi mencapai 90 persen.

Teknologi terus bergerak dan berkembang dengan sangat cepat. Sebuah asesori yang dulu hanya dikenal sebagai pelengkap gaya hidup, seperti kaca mata dan jam tangan, kini telah beresolusi menjadi perangkat digital yang cerdas.

Jam tangan, misalnya, kini fungsinya tidak hanya penunjuk waktu saja. Jam tangan sudah memiliki fitur peta digital dan alat komunikasi. Bahkan, yang terbaru, jam tangan berfungsi sebagai pendeteksi kesehatan tubuh.

Lihat saja, sebuah penelitian yang dilakukan Universitas of California San Fransisco, Amerika Serikat berhasil menciptakan sebuah aplikasi yang dapat mendeteksi irama jantung (cardiogram) dan melacak detaknya.

Dengan memakai Apple Watch, sebuah jam tangan pintar, aplikasi ini dapat terus menerus menyaring detak jantung tubuh dan mengingatkan pasien akan kelainan yang dideritanya.

Hasil riset ini juga menemukan bahwa aplikasi tersebut dapat mendeteksi sleep apnea (gangguan tidur) dengan tingkat keakuratan mencapai 90 persen, serta mendeteksi tekanan darah tinggi (hipertensi) sebesar 82 persen.

"Ide penelitian ini adalah bahwa dengan melakukan skrining secara terus menerus Anda akan mengidentifikasi orang-orang yang pengidap hipertensi dan penyakit jantung. Yang mungkin si pengidapnya sendiri tidak mengetahuinya," kata Johnson Hsieh, ketua tim peneliti tersebut seperti dikutip laman dailymail.co.uk.

Menurut Hsieh, teknologi yang mampu mendeteksi kondisi penyakit tersebut, dengan menggunakan perangkat sederhana yang terus menerus memutar detak jantung tubuh pasien. Tujuan akhirnya, dengan menggunakan alat itu, si pasien bisa mengurangi waktu kunjungannya ke dokter, bisa melakukan tes dan diagnosis lebih cepat.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi Cardiogram kepada 6.000 partisipan yang memakai Apple Watch. Aplikasi tersebut melacak denyut jantung dan jumlah langkah dalam subjek antara satu minggu dan satu tahun.

Apple Watch juga mampu mendeteksi sleep apnea pada 1.016 partisipan dan hipertensi 2.230 penguji. Waktu pengujian awal tahun 2017 lalu.

Tim Cardiogram dan University of California San Francisco melakukan penelitian ini dengan menggunakan algoritma deep learning yang disebut DeepHeart untuk mendeteksi kondisi dengan akurasi.

Hsieh menjelaskan, dengan memakai jam tangan pendeteksi ini, akan membimbing si pasien melalui diagnosis akhir yang tepat. Kemudian dites secara akurat dan diberi pengobatannya dengan cepat.

Selama ini, sebagian besar pasien pergi ke dokter dan menunggu untuk diuji dan direkap denyut jantungnya.

Untuk mengetahui hasilnya, membutuhkan waktu yang cukup lama, antara gejala dan hasil diagnosisnya. Bahkan dalam kasus lain, banyak pasien tidak mengenali gejalanya hingga baru ketahuan setelah penyakitnya kritis.

"Tentu ini yang ingin kita hindarkan. Kita ciptakan alat untuk bisa mendeteksi lebih awal, sehingga diagnosis dan pengobatan yang tepat bisa diberikan dengan cepat,"ungkap Hsieh lagi.

Dengan terus-menerus melacak detak jantung, aplikasi cardiogram ini dapat mengingatkan pasien akan kelainan yang mengarah ke diagnosis yang lebih cepat dan mendapat pengobatan serta pemulihan lebih cepat.

Selain penyakit jantung dan hipertensi, aplikasi cardiogram bisa secara efektif untuk mengobati secara dini sleep apnea. Penyakit ini, merupakan gangguan tidur yang berpotensi serius yang sebagian besar terkait dengan mendengkur berat dimana pernapasan si pengidap berulang kali berhenti.

Sleep apnea terbagi dalam tiga jenis, yaitu sleep apnea obstruktif, sentral, dan kompleks. Sleep apnea obstruktif adalah jenis yang paling umum terjadi, di mana otot tenggorokan mengendur, sehingga timbul ngorok/mendengkur.

Sedangkan sleep apnea sentral terjadi ketika otak tidak mengirim sinyal dengan baik pada otot yang mengatur pernapasan. Sementara itu, sleep apnea kompleks merupakan kombinasi dari apnea tidur sentral dan obstruktif.

Gejala sleep apnea tidur bisa dialami pada usia berapa pun, meski umumnya kondisi ini sering kali tidak disadari oleh penderitanya, bahwa pernapasaannya terganggu saat tidur. Gangguan tidur yang berulang ini dapat mengakibatkan tubuh menjadi lelah dan mengantuk pada siang hari.

Sleep apnea sendiri, saat ini mengancam 22 juta orang dewasa di AS. Jika tidak diobati, kekurangan oksigen dari sleep apnea dapat menyebabkan meningkatnya jumlah masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, stroke, gagal jantung, diabetes dan serangan jantung.

Sebanyak 75 juta orang dewasa Amerika lainnya memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi. Penyakit ini, menempatkan mereka pada risiko tinggi untuk penyakit jantung dan stroke yang merupakan penyebab utama kematian di AS.

Hsieh percaya bahwa penelitian yang dilakukannya menunjukkan harapan akan teknologi lain yang dapat dipakai untuk menggabungkan sensor detak jantung termasuk FitBits.

"Tentu ini merupakan alternatif solusi bagi pengobatan dan pencegahan sedini mungkin penyakit serius tersebut," paparnya.yun/E-6

Komentar

Komentar
()

Top