Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pelonggaran PPKM

Destinasi Wisata di Lebak Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

Foto : ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas

Pengunjung berjalan di sekitar museum di Museum Multatuli, Lebak, Banten.

A   A   A   Pengaturan Font

LEBAK - Destinasi wisata di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten wajib menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

"Kita akan memberikan tindakan tegas terhadap pengelola wisata jika tidak menerapkan prokes itu, " kata Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Luli Agustina di Lebak, Kamis (9/9).

Pemerintah daerah membolehkan kembali obyek wisata buka sehubungan di daerah ini berstatus PPKM Level 2 juga ditambah Instruksi Bupati Lebak Nomor 17 Tahun 2021.

Meskipun wisata tersebut boleh kembali dibuka, namun persyaratannya harus ditaati guna mencegah penyebaran virus korona.

Persyaratannya itu, kata dia, seluruh obyek wisata wajib menerapkan prokes dengan melakukan pemeriksaan suhu tubuh, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Selain itu juga kapasitas pengunjung atau wisatawan hanya diberlakukan 25 persen guna menghindari terjadi kerumunan maupun penumpukan. Wisatawan juga harus yang sudah memiliki aplikasi Sertifikat Vaksin Covid-19 di PeduliLindungi.

"Jika tidak dilakukan persyaratan itu dikhawatirkan obyek wisata menjadi klaster penyebaran virus korona," katanya.

Menurut dia, dirinya komitmen untuk mencegah penyebaran penyakit yang mematikan itu,sehingga penerapan prokes wajib dilakukan oleh pelaku usaha wisata maupun pengunjung.

228 Potensi Wisata

Saat ini, kata dia, Kabupaten Lebak memiliki 228 potensi destinasi wisata terbagi wisata alam, wisata religi, wisata buatan dan wisata budaya. "Kami berharap dengan dibukanya obyek wisata itu dapat membangkitkan kembali pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat," jelasnya.

Ia mengatakan, kebijakan pemerintah Kabupaten Lebak sangat fokus untuk membangun destinasi wisata karena memberikan daya ungkit cukup besar terhadap perekonomian masyarakat setempat.

Kehadiran destinasi wisata tersebut tentu dapat melahirkan klaster ekonomi baru bagi masyarakat sehingga dapat mengatasi kemiskinan ekstrem. Saat ini, pelaku usaha ekonomi kreatif tumbuh dan berkembang, seperti aneka kerajinan makanan, juga kerajinan masyarakat Badui.

"Semua produk kerajinan itu bisa dijadikan oleh - oleh para wisatawan, " katanya.

Berdasarkan data kunjungan wisatawan tahun 2020 tercatat sebanyak 206.143 orang terdiri dari wisatawan domestik dan mancanegara.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top