Destinasi Hong Kong Lunglai
Foto: koran jakartaUnjuk rasa besar-besaran yang berlang-sung berbulan-bulan telah menjadikan industri pariwisata "Truly Asia" lunglai. Hong kong, yang pernah menjadi pusat destinasi Asia, kini merintih. Banyak wisatawan dari mancanegara membatalkan diri. Ini harus dimanfaatkan industri pariwisata Indonesia agar mampu menggaet wisataan yang batal ke Hong Kong.
Demonstrasi telah membuat turis asing tak mau ambil risiko. Mereka tak lagi melirik Hong Kong untuk liburan akhir tahun. Walau hotel-hotel banyak memberi potongan harga, para tamu asing tak kunjung datang. Apalagi penerbangan-penerbangan utama seperti Cathay Pacific juga tetap "mahal". Mereka tak mau menurunkan tarif.
Koran Jakarta yang mencoba menelusuri pusat-pusat rekreasi seperti Disneyland melihat tak banyak wisatawan asing maupun lokal yang biasa memenuhi lokasi seperti ini. Kawasan belanja Kowloon juga tampak sepi dari pengunjung. Unjuk rasa yang menuntut "kemerdekaan" Hong Kong dari cengkeraman tanah daratan, Beijing, telah menghancurkan ekonomi Hong Kong, termasuk pariwisata. Semua unjuk rasa hanya menuntut pembatalan isi rancangan UU Ekstradisi yang bisa membawa warga Hong Kong diadili di Tiongkok. Mungkin tanggung menurut para pengunjuk rasa. Jadi, mereka minta "merdeka" sekalian dari Tiongkok.
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, yang kejam kepada para demonstran, dituntut mundur. Namun perempuan ini bergeming. Dia tetap dengan tangan besi memerangi para demonstran. Tak pelak, wisatawan asing turun hingga 50 persen. Mungkin akan terus turun kedatangan turis mancanegara sampai akhir tahun, kalau gejolak tak mereda.
Bahkan, para pengunjuk rasa mengingatkan para wisatawan, "Jangan percaya pemerintah dan polisi Hong Kong yang memerangi warganya sendiri saat unjuk rasa." Tingkat hunian sejumlah hotel telah berkurang setengahnya. Sejauh ini belum ada peningkatan seperti yang disampaikan Sekretaris Keuangan Hong Kong, Paul Chan. "Tarif kamar hotel anjlok hingga 70 persen," kata Paul Chan. Dia mengatakan, ke depan, kondisinya akan semakin berat. Sulit memperbaiki keadaan Hong Kong dalam waktu singkat.
Malahan beberapa waktu lalu, anak-anak pelajar membantu para pengunjuk rasa. Para siswa sekolah berseragam membentuk rantai manusia di distrik-distrik seluruh Hong Kong. Dunia mestinya juga membantu Hong Kong melepaskan dari tangan Beijing. Zaman sekarang jangan lagi ada negara menguasai negara lain. Hong Kong adalah sebuah negara yang berada dalam cengkeraman negara adidaya Tiongkok.
Hong Kong mirip-mirip dengan Bali. Boleh dikata, warga dua wilayah ini hidup dari wisatawan, baik domestik maupun asing. Maka, ketika Bali terus dibom oleh teroris, ekonominya nyaris lumpuh karena tak ada wisatawan datang. Demikian pula Hong Kong, saat ini perekonomian lunglai karena industri pariwisata lumpuh.
Bahkan menurut Carrie Lam, kondisi sekarang jauh lebih parah dari situasi saat Hong Kong diserang wabah virus SARS tahun 2003 lalu. Saat itu, virus yang dimulai dari Tiongkok tersebut juga mewabah di Hong Kong. Karena takut tertular virus mematikan tersebut, para turis asing tidak ada yang berani datang ke Hong Kong. Nah, saat itu saja turis sudah anjlok parah. Kalau kini lebih parah dari tahun 2003 tersebut, Hong Kong benar-benar menderita dari sisi turistik.
Saatnya ke Hong Kong
Bagi mereka yang tidak takut unjuk rasa, malah saat ini menjadi waktu yang tepat untuk datang ke Hong Kong. Hal ini terutama untuk memanfaatkan secara leluasa memilih hotel. Sebab, banyak hotel memberi potongan harga hingga 60 persen. Jadi, demonstrasi bisa menjadi "blessing indisguise" untuk mereka yang mau menikmati Hong Kong.
Hanya untuk ke sini perlu tahu kegiatan unjuk rasa. Biasanya demo dilakukan akhir pekan. Maka kalau tidak mau terganggu demonstrasi, silakan pergi pada hari Senin- Kamis, kecuali kalau malah mau menonton aksi unjuk rasa atau ikut sekalian guna membantu masyarakat Hong Kong lepas dari cengkeraman Tiongkok.
Jadi, kapan lagi, silakan pergi ke Hong Kong untuk menikmati hotel-hotel berbintang yang ramai-ramai menjatuhkan harga. Ini saatnya menikmati fasilitas mewah hotel berbintang dengan harga terjangkau. Sebab kalau tarif normal, barangkali yang berkantong cekak akan berpikir ulang. Hotel merupakan fasilitas yang berat dalam komponen piknik. Kini, komponen itu lebih murah. Silakan menikmati. wid/G-1
Destinasi-destinasi Populer
Kalau keadaan mereka, para pelancong memilih beberapa destinasi "tradisional" yang biasa menjadi tujuan utama wisatawan yang berkunjung ke Hong Kong. Pilihan yang banyak diambil antara lain Victoria Peak, area dengan ketinggian 396 meter di atas permukaan laut. Ini menjadi usulan para pemandu wisata kepada turis karena memang dari puncak inilah pengunjung dapat menyapu pandang seluruh Hong Kong. Puncak ini menyediakan pemandangan spektakuler.
Lokasi ini arsitekturnya amat mutakhir yang di dalamnya terdapat berbagai tempat hiburan. Tentu saja tak ketinggalan pertokoan yang menyediakan suvenir dan tempat-tempat makan yang mewah. Duduk santai makan sambil menikmati pemandangan yang luar biasa mengagumkan banyak dilakukan para turis. Hanya, untuk mereka yang bepergian dengan kelompok tur biasanya dibatasi waktunya. Jadi, harus pandai-pandai menggunakan waktu untuk menikmati The Peak Tower ini.
Tentu siapa yang tidak ingin masuk dan menikmati Disneyland? Utamanya, keluarga yang membawa anak-anak sangat sayang kalau tidak masuk Disney. Pandai-pandailah mencari potongan harga untuk masuk ke Disneyland Hong Kong karena kalau tidak, bisa mencapai sekitar satu juta rupiah.
Memang harganya pantas untuk berbagai pertunjukan dan permainan yang disediakan. Jadi, jangan disesali karena sudah sampai Hong Kong, masuklah ke Disneyland daripada harus ke Jepang atau Amerika. Yang masih sewarna berisi suguhan-suguhan permainan adalah Ocean Park. Area taman ini menyediakan tidak kurang dari 40 atraksi yang semuanya fantastis.
Hong Kong memang tengah bergolak dan mungkin masih akan terus seperti ini dalam waktu lama. Maka, jangan ragu untuk berkunjung ke Hong Kong, kalau memang tidak takut dengan aksi-aksi unjuk rasa. Para demonstran tidak memusuhi wisatawan asing. Mereka memusuhi rezim yang dikekang Tiongkok. Apalagi menjelang Natal, suguhan-suguhan yang mereka siapkan sungguh-sungguh spektakuler. wid/G-1
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Aloysius Widiyatmaka
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29