Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Wilayah

Desa Digital untuk Mencegah Urbanisasi Warga

Foto : Koran Jakarta / Teguh Rahardjo

Program Baru - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil (ketiga kiri), Direktur HCM Telkomsel, Irfan A Tachrir (keempat kanan), dan CEO Mobisaria, Dadang Gemilar Suprayogi (kanan) saat launching program Patriot Desa Digital di Bandung, Jawa Barat, Senin (1/4).

A   A   A   Pengaturan Font

BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) menyiapkan 500 desa digital pada tahun ini melalui program Patriot Desa Digital yang didukung oleh Telkomsel. Pembanguna desa digital dilakukan untuk mengimbangi pembangunan perkotaan yang cepat sehingga warga tidak perlu urbanisasi.

"Dengan demikian maka masyarakat desa juga bisa mendapatkan akses informasi yang sama dengan masyarakat kota. Jadi, nanti masyarakat desa tidak perlu urbanisasi ke kota. Sebab ekonomi di pedesaan bisa ikut maju seperti kota melalui Patriot Desa Digital ini," kata Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, saat meluncurkan Patriot Desa Digital, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (1/4).

Ridwan Kamil mengakui saat ini memang ketimpangan di Jabar masih terasa, terutama di wilayah selatan, baik ketimpangan pembangunan, infrastruktur, hingga akses informasi dan komunikasi layanan digital. Jika akses informasi sudah bisa menembus pedesaan maka produk desa akan bisa dijual di perkotaan melalui e-commers.

Potensi Desa

Gubernur juga mendorong setiap desa di Jabar memiliki akun media sosial untuk mempromosikan potensi ekonomi desa, wisata serta kondisi sosial politiknya. Namun, diakuinya masih banyak desa yang belum terjangkau akses internet dengan baik. Untuk itu diharapkan operator telekomunikasi mau membangun menara BTS di daerah blankspot.

"Langah ini akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di desa. Harga produk desa juga bisa lebih baik karena tidak melalui rantai jual yang panjang. Namun, itu juga bergantung kepala desanya, apakah mau atau tidak dengan perubahan yang serbacepat ini," tegas Ridwan Kamil.

Sementara itu, Human Capital Manager Telkomsel, Irfan Tachrir mengatakan patriot desa digital pertama diluncurkan di Bandung, Jawa Barat, dan akan dilanjutkan di provinsi lainnya. "Pilot project Bandung, menyusul Jakarta, Makassar, Medan, dan Surabaya," jelasnya.

Menurut Irfan, akan dicari anak muda di setiap desa yang akan mengelolanya. Pihak desa pun nantinya dapat memanfaatkan fasilitas yang ada untuk keperluan promosi, pemberitaan hingga e-commerce.

"Membangun komunitas desa digital memang tidak mudah, harus ada anak muda yang mau menjadi relawannya. Selain itu, kami perlu menyiapkan infrastrukturnya. Semua ini dibantu melalui CSR," tegasnya.

Terkait permintaan membangun 500 pemancar, menurut Irfan, hal itu belum tentu akan dilakukan. Jaringan Telkomsel sudah mampu melayani sekitar 95 persen area Jabar. Penambahan akan dilakukan, namun tidak perlu terlalu banyak.

"Investasinya tentu lumayan, tapi belum bisa dihitung. Kami akan membangun ekosistemnya dulu. Tapi, prioritas kalau harus dibangun di perbatasan dulu," tegas dia.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dedi Supandi, menambahkan pembangunan desa digital akan semakin memberdayakan keberadaan BUMDes, terutama dalam mendapatkan pasar online.

Belum semua desa memiliki BUMDes, sementara yang sudah ada kondisinya hanya sekitar 20 persen saja yang aktif. "Program ini diharapkan bisa menambah jumlah BUMDes yang aktif sehingga mampu memberikan perbaikan ekonomi pedesaan," tegasya.

tgh/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top