Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Der Panzer" Lanjutkan Kutukan

Foto : AFP / Jewel SAMAD
A   A   A   Pengaturan Font

Kekalahan atas Korea Selatan membuat Jerman melanjutkan kutukan terhadap juara bertahan yang tersingkir di babak awal Piala Dunia.

KAZAN - Juara bertahan Jerman tersningkir dari Piala Dunia Russia 2018. Itu menjadi salah satu kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia karena inilah kali pertama Jerman gagal melewati putaran pembuka sejak 1938.

Dua gol pada akhir laga yang dicetak Kim Young-gwon dan striker Tottenham Son Heung-min, dikombinasikan dengan penampilan luar biasa dari kiper Jo Hyeon-woo membantu Korea Selatan menciptakan salah satu kejutan terbesar dalam sejarah Piala Dunia di Kazan Arena, Rabu (27/6) WIB.

Jerman telah telah mencapai final atau semifinal pada setiap Piala Dunia sejak 2002, namun kekalahan 0-2 dari Korea Selatan membuat mereka terpaku di posisi bawah Grup F.

Tim asuhan Joachim Loew menatap pertandingan kontra Korea Selatan dengan mengetahui bahwa kemenangan dengan dua gol akan membuat mereka lolos ke babak 16 besar. Namun yang terjadi adalah Swedia dan Meksiko yang melaju setelah Swedia menang 3-0 atas Meksiko di Yekaterinburg.

"Ini adalah kekecewaan yang sangat besar karena kami tereliminasi," ujar Loew, yang sekarang berada di bawah tekanan untuk mundur meski menandatangani perpanjangan kontrak hingga 2022, bulan lalu.

"Terlalu cepat bagi saya untuk menjawab, butuh beberapa jam untuk melihat semuanya dengan jelas, kekecewaan sangat dalam ada pada saya," sambung pelatih berusia 58 tahun itu ketika ditanya apakah dia akan mengundurkan diri.

"Ini benar-benar malam yang sangat pahit bagi kami," ucap bek Mats Hummels. "Situasinya sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Kami memiliki banyak peluang, namun kami mematahkan leher kami di sana hari ini," sambungnya.

Jerman lolos ke Russia dengan catatan sempurna meraih 10 kemenangan di kualifikasi zona Eropa, tetapi Hummels mengatakan tim tidak bermain bagus sejak mereka mengakhiri kualifikasi tahun lalu.

Hummels mengatakan tanda-tanda peringatan itu ada setelah Jerman kalah 0-1 dari Meksiko pada laga pembuka.

"Kami menempatkan diri kami dalam situasi ini setelah pertandingan melawan Meksiko. Permainan terakhir yang kami jalani dengan penampilan yang baik adalah pada musim gugur 2017," ujarnya.

Tersingkirnya Jerman di putaran pertama melanjutkan kutukan yang dialami juara bertahan. Itu merupakan kali keempat juara bertahan tersingkir di babak penyisihan grup abad ini.

Mengesampingkan Uruguay - yang memenangkan Piala Dunia perdana pada 1930 sebelum tidak bepergian ke Italia untuk edisi 1934, -ini adalah yang keenam kalinya dalam sejarah kompetisi bahwa juara bertahan gagal melewati rintangan pertama.

Tim Lain

AFP Sport mencatat tim sebelumnya untuk menjadi korban kutukan. Italia 1950, setelah memenangkan Piala Dunia secara beruntun sebelum Perang Dunia Kedua, banyak yang telah berubah pada saat turnamen kembali digelar pada 1950 di Brasil.

Italia hanya bermain pada dua pertandingan, kalah 2-3 dari Swedia sebelum mengalahkan Paraguay 2-0. Swedia menduduki puncak grup, dan Italia pulang.

Brasil 1966, Tim "Selecao" yang diperkuat Pele melangkah ke Inggris setelah memenangkan dua Piala Dunia sebelumnya. Mereka kemudian merebut trofi pada 1970, tapi 1966 adalah bencana.

Pele dan Garrincha mencetak gol untuk memastikan kemenangan 2-0 atas Bulgaria dalam pertandingan pembuka mereka. Namun, perlakuan kasar Bulgaria terhadap Pele memaksanya untuk melewatkan pertandingan berikutnya, Brasil kalah 1-3 dari Hongaria.

Pele kembali bertanding pada laga terakhir babak grup melawan Portugal. Tapi Brasil kalah 1-3 dan tersingkir.

Prancis 2002, "Les Bleus" datang ke Piala Dunia di Jepang dan Korea Selatan usai memenangkan trofi di kandang pada tahun 1998 dan kemudian memenangkan Piala Eropa pada tahun 2000. Namun, tidak ada yang berjalan dengan benar untuk Prancis. Mereka pulang setelah gagal mencetak gol, apalagi memenangkan pertandingan.

Zinedine Zidane absen karena cedera ketika Prancis secara mengejutkan kalah 0-1 dari Senegal pada pertandingan pertama mereka. Prancis kemudian bermain imbang 0-0 melawan Uruguay, ketika Thierry Henry diusir. Zidane kembali pada waktunya untuk laga terakhir, tapi itu tak bisa mencegah kekalahan 0-2 dari Denmark.

Italia 2010, setelah keajaiban 2006, ketika Azzurri memenangkan trofi di Jerman meskipun kekacauan disebabkan dalam kompetisi domestik oleh skandal Calciopoli, Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan adalah bencana spektakuler bagi Italia.

Kehadiran veteran seperti Gianluigi Buffon dan Fabio Cannavaro dan Marcello Lippi di bangku cadangan tidak bisa mencegah Italia tersungkur di babak penyisihan grup. Azzurri gagal memenangkan satupun dari pertandingan mereka.

Spanyol 2014, Kutukan sang juara kembali terjadi lagi empat tahun lalu di Brasil, ketika tim Spanyol terhenti. Tim Vicente del Bosque tiba di Amerika Selatan setelah memenangkan tiga turnamen besar berturut-turut antara tahun 2008 dan 2012. Mereka paham akan pulang setelah hanya dua pertandingan, kalah 1-5 dari Belanda diikuti oleh kekalahan 0-2 dari Chile. ben/AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top