Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kelompok Teroris - Perkebunan Sawit sebagai Sumber Dana

Densus 88 Tangkap Amir Jamaah Islamiyah

Foto : ANTARA/RENO ESNIR
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap lima terduga teroris yang tergabung dalam kelompok Jamaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi kepada kelompok teroris global, Al Qaeda. Tersangka pertama adalah Abu Askari alias Para Wijayanto (PW), 54 tahun, alias Abang, yang merupakan amir atau pimpinan organisasi tersebut. PW ditangkap di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (29/6).

"Yang ditangkap kemarin ini (PW), dulunya tahun 2000-an di JI, dia yang dikasih kepercayaan dalam struktur organisasi JI. Dia di bidang intelijen. Oleh karenanya, setelah JI dinyatakan bubar, dia dibaiat sebagai amir (pimpinan) yang ada di Indonesia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7).

Jaringan JI ini lebih senior dibanding Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan berinduk pada Al Qaeda. Selain mengamankan PW di Kranggan, Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, Densus juga menangkap istri PW, Masitha Yasmin, 47, dan anak buah PW, Bambang Suyoso alias Sadam, di Bojong Gede, Bogor, Abdurrahman di Babelan, Bekasi, dan Budi Tri alias Khaidar (Amir JI Jawa Timur) di Ponorogo, Jawa Timur.

Bambang bertugas menjadi penghubung dan supir, sedangkan Abdurrahman bertugas menjalankan roda JI. Budi Tri menjadi tangan kanan PW. "Saat ini, seluruh teroris sedang dimintai keterangan untuk mengungkap pelaku lainnya," ujar Dedi.

Dari tangan para pelaku, Densus menyita satu ton bahan peledak dan bahan bom yang sama jenisnya dengan bom Solo. Dari pemeriksaan awal, PW memiliki peran menyuplai logistik dan mengatur operasional saat terjadi kerusuhan di Poso pada 2005 dan 2007.

Dedi mengatakan, kelompok ini belum memiliki rencana untuk melancarkan aksi. Namun menurut Dedi, kelompok tersebut sedang mengembangkan kekuatan. Tujuannya, membangun khilafah. Densus 88, kata Dedi, masih mendalami lebih jauh kasus ini.

Sepak Terjang

Sepak terjang PW di JI terbilang lama. Pria yang saat ini merupakan pimpinan JI sudah berada 19 tahun lamanya di organisasi terorisme itu. PW pernah mengikuti pelatihan militer sekitar tahun 2000, dan sejak saat itu mulai aktif di kelompok JI. Setelah sempat menjadi orang kepercayaan di bidang intelijen dalam kelompok tersebut, PW kemudian didapuk menjadi pimpinan pada tahun 2007.

PW pun terlibat di sejumlah aksi teror. Misalnya kerusuhan di Poso pada 2000, bom di Kedutaan Besar Australia pada 2004 serta bom Bali I pada 2002 dan II pada 2005. Keterlibatannya secara khusus pada bom Bali I dan II membuat ia sempat bekerja sama dengan kelompok Noordin Mohammad Top dan dr Azhari, dalang peristiwa bom Bali.

Selain memiliki kemampuan di bidang intelijen, pria lulusan sebuah universitas ternama di Jawa Barat dengan jurusan teknik sipil itu memiliki kemampuan untuk merakit bom, militer, dan merekrut anak buah.

"Dari sisi kompetensi, yang bersangkutan memiliki kompetensi untuk merakit bom. Kemampuan intelijen dan kemampuan militer lainnya selama dia mengikuti pelatihan itu cukup komprehensif sehingga yang bersangkutan dibaiat sebagai pimpinan JI," ujar Dedi.

JI yang dipimpin oleh PW ini juga sedang mengembangkan kekuatan organisasinya, termasuk dari segi ekonomi. Kelompok tersebut memiliki perkebunan sawit sebagai sumber dana. Selain untuk membiayai kebutuhan operasional organisasi, dana tersebut dialokasikan sebagai gaji kepada petingginya. "Masih didalami bahwa pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI. Ini juga digaji, gaji besarannya 10 juta-15 juta rupiah (per bulan)," kata Dedi.eko/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top