Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Discovery Pasundan 2017

Dendang Suara Surgawi dari Musik Bambu

Foto : koran jakarta/m fachri

Pemain angklung Indonesia yang berkolaborasi dengan London Angklung Ensemble tengah memainkan sebuah lagu dalam pergelaran Discovery Pasundan 2017 yang diselenggarakan di London, Inggris.

A   A   A   Pengaturan Font

Budaya Sunda tampil dengan sangat mengesankan dalam even Discovery Pasundan 2017 di London, Inggris, Senin (27/11).

Paguyuban Pasundan yang digandeng Kedutaan Besar RI (KBRI) di London, Inggris, menggelar budaya Sunda di Great Hall Imperial College, London. Pergelaran budaya ini dihadiri hampir 400 penonton, termasuk Dubes Italia dan Thailand.

Seni Sunda yang ditampilkan pada acara ini ialah tari-tarian dan lagu. Musik pengiringnya instrumen bambu. Acara dibuka Dubes Indonesia untuk Inggris, Rizal Sukma. Rizal menjelaskan, pagelaran seni seperti ini bukan hal baru. Tahun-tahun sebelumnya berbagai pagelaran seni Indonesia sudah ditampilkan sebagai cara mengenalkan kekayaan budaya Indonesia pada Inggris.

"Hanya saja, belum pernah pagelaran seni khusus budaya Sunda sebelumnya. Saya pikir, sudah saatnya budaya Sunda juga dikenalkan pada dunia karena masyarakat Sunda adalah suku budaya kedua terbesar di Indonesia," jelasnya.

Dalam pembukaannya, Rizal menjelaskan instrumen bambu yang ada di panggung baru sebagian kecil saja dari kekayaan budaya Sunda. "Suara instrumen bambu ini disebut memiliki heavenly sound, suara surgawi," katanya.

Penonton antusias mengikuti rangkaian acara. Penyanyi pop Sunda, Rika Rafika menghibur dengan lagu hitnya, Bangbung Hideung yang fenomenal. Sebagian penonton maju ke daerah di depan panggung, ikut menari.

Sesi kedua menampilkan hits dunia seperti Canon dan Hey Jude. Penyanyi Annisa Fitri tidak kalah dibanding penyanyi negeri asalnya. Nada tinggi lagu bisa disuarakan dengan tepat dan indah. Icha, begitu dia dipanggil, ditemani musik Arumba.

Salah satu penonton, menyayangkan sedikitnya jumlah musik Arumba yang disuguhkan. "Belum puas, deh," komen Diana, warga London.

Irma Rachmawati, Koordinator Tim Paguyuban Pasundan menjelaskan seharusnya musik Arumba mendominasi pagelaran seni malam tadi. "Tapi, sembilan pemain kami gagal berangkat karena visa yang diajukan, walaupun sudah menggunakan fasilitas calling visa, visa undangan diplomatik, tidak turun sampai malam pertunjukan," keluh Irma. Kekurangan sembilan pemain ini ditutupi dengan bekerja sama bersama pemain London Angklung Ensemble (LEA). Oleh karena itu, tidak banyak lagu yang ditampilkan karena keterbatasan waktu berlatih dengan pemain tambahan.

Penjelasan Irma diiiyakan Rizal Sukma di pengujung acara. "Kami menyayangkan," ungkap Rizal. n mfi/R-1

Kolaborasi Dadakan

Latihan bersama jelang pertunjukan Discovery Pasundan 2017 diadakan Paguyuban Pasundan dengan LEA, pada Sabtu (25/11) di Kedubes Indonesia, London. Kolaborasi ini sangat mendadak untuk ukuran pertunjukan seni.

Ini terpaksa dilakukan karena sembilan pemain inti Arumba Paguyuban Pasundan tidak bisa berangkat ke Inggris karena gagal mendapatkan visa. Padahal esoknya, Minggu, Paguyuban Pasundan harus menampilkan beragam seni budaya Sunda di Great Hall Imperial College, London dalam acara Discovery Pasundan 2017.

Lani Mulani, salah satu pemain LEA bersedia datang seharian untuk berlatih bersama tim Paguyuban Pasundan karena dia merasa kasihan dengan Paguyuban Pasundan. "Begitu mendengar kejadiannya dan diminta membantu, saya segera menyiapkan diri," jelasnya. Lani memainkan gambang, menggantikan pemain Paguyuban Pasundan. Bersama lima anggota LEA lainnya, Lani menggenapkan grup Arumba ini.

Sampai saat ini, nasib sembilan anggota tim Paguyuban Pasundan masih belum diketahui. Pada Rabu lalu (23/11), 29 tim Paguyuban Pasundan siap berangkat di Bandara Internasional Sukarno Hatta, tapi hanya 20 saja yang bisa menaiki pesawat. Sisanya tertahan karena visa mereka belum turun walaupun sudah menggunakan pengajuan visa jalur prioritas.

"Kami kecewa karena seharusnya visa prioritas itu diselesaikan dalam waktu 3-5 hari setelah wawancara. Tapi, sampai hari ketujuh, tetap belum ada kejelasan diterima atau ditolaknya," jelas Irma Rachmawati.

Pemain Paguyuban Pasundan sudah dibekali dengan calling visa dari Kedubes Indonesia untuk Inggris karena keberangkatan mereka ke Inggris adalah bagian dari tugas negara untuk mengenalkan budaya tradisional Indonesia pada dunia.mfi/R-1

Angklung Iringi Dancing Queen

Lagu Dancing Queen-nya ABBA dibawakan dengan iringan alat musik angklung dan arumba oleh kelompok ibu Dharma Wanita KBRI London.

Pagelaran seni bukan kegiatan satu-satunya dalam mengenalkan budaya Sunda pada warga Inggris, bertempat di Kedubes Indonesia, tetapi juga diselenggarakan seminar Discovering the Land of God, Pasundan, dengan pembicara Prof. Dr. Adjat Sudradjat dan Dr. Wawan Setiawan atau biasa dipanggil Hawe.

Pada situasi yang berbeda, Rika Rafika, artis Pop Sunda papan atas, yang pertama kali meraih popularitas lewat lagu manis Dalingding Asih (2005) ini, ikut memeriahkan pergelaran budaya Sunda tersebut.

"Saya berangkat ke Inggris bersama misi budaya Paguyuban Pasundan atas undangan KBRI London. Nama acaranya "Discovery Pasundan". Selain tampil diiringi band saya sendiri, yaitu Mild Band, saya juga akan berkolaborasi dengan grup arumba SMA Pasundan 2 Bandung," papar Rika.

Rika menyiapkan sejumlah lagu Pop Sunda, diantaranya Bangbung Hideung-Banondari dan Karedok Leunca yang merupakan hits-nya, serta lagu lawas Es Lilin.

"Untuk memberikan nuansa keragaman budaya Indonesia, saya juga akan menyanyikan beberapa lagu daerah Nusantara," tutur mahasiswi Program Magister Ilmu Komunikasi Unpas (Universitas Pasundan) Bandung ini.

Persiapan Rika tak hanya di sektor musik. Penyanyi yang juga presenter TV ini juga menyiapkan busana khusus. "Busananya didesain khusus oleh Ayung Berinda, dengan sentuhan batik sebagai simbol komunikasi budaya," pungkas Rika.mfi/R-1

Komentar

Komentar
()

Top