Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar I PBB akan Bersidang Bagi Tentukan Siapa yang Berkuasa di Myanmar

Demonstran Serang Menara Telekomunikasi Junta

Foto : AFP/MYAELATT ATHAN

Dihancurkan l Gambar yang ditayangkan media lokal Myaelatt Athan memperlihatkan komponen dari menara komunikasi milik Mytel, sebuah perusahaan telekomunikasi milik militer Myanmar, di Sagaing yang dihancurkan oleh pengunjuk rasa yang menentang kudeta pada Selasa (7/9). Dilaporkan ada 11 unit menara komunikasi yang dihancurkan oleh pengunjuk rasa.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Sejumlah saksi mata pada Rabu (8/9) melaporkan bahwa para pengunjuk rasa telah menghancurkan sekitar selusin menara komunikasi milik militer di Myanmar. Serangan itu terjadi setelah pemerintah bayangan yang menamakan diri mereka sebagai Pemerintah Persatuan Nasional (National Unity Government/NUG), mengeluarkan seruan untuk melakukan perang defensif melawan junta.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer merebut kekuasaan pada Februari lalu. Kudeta militer itu kemudian memicu aksi demonstrasi massa prodemokrasi yang ditindaklanjuti oleh tindakan represif yang mematikan dan pertempuran baru dengan milisi pemberontak etnis di daerah perbatasan.

Para pengunjuk rasa mengatakan mereka menargetkan 11 menara seluler milik militer, Mytel, salah satu dari empat penyedia layanan jaringan seluler utama negara itu, yang berada di Kota Budalin di wilayah Sagaing tengah.

"Tujuan kami adalah menghancurkan bisnis militer. Bisnis mereka mendukung mereka (junta) untuk mempertahankan kekuasaannya. Oleh karena itu, kami harus menghancurkannya," kata seorang warga yang terlibat dalam serangan itu.

Rekaman video dari media lokal menunjukkan ledakan di dasar salah satu menara diikuti oleh runtuhnya struktur tersebut yang disambut oleh sorak-sorai dari penonton. "Dua menara lagi dihancurkan di tempat lain di wilayah Sagaing," ungkap narasumber lokal.

Walau serangan terhadap infrastruktur dan bisnis milik militer telah terjadi sebelumnya, serentetan ledakan pada Selasa (7/9) terjadi setelah ada seruan untuk melawan junta dari pemerintah bayangan.

NUG, yang mengklaim sebagai pemerintah negara yang sah, terdiri dari anggota parlemen pembangkang yang bersembunyi atau diasingkan, dimana banyak dari mereka berasal dari partai pemimpin terguling Aung San Suu Kyi, National League for Democracy (NLD).

Pejabat sementara Presiden NUG, Duwa Lashi La, pada Selasa lalu menyerukan warga untuk menargetkan aset militer yang ada di daerah mereka.

Cari Perhatian PBB

Sementara itu otoritas militer yang secara resmi dikenal sebagai Dewan Administrasi Negara (State Administration Council/SAC), menganggap NUG dan afiliasinya sebagai teroris yang berusaha membawa negara itu ke kehancuran.

Menanggapi serangan pengunjuk rasa terhadap aset militer, juru bicara junta, Zaw Min Tun, menuduh NUG sedang mencari perhatian jelang Sidang Umum PBB di New York pekan depan yang akan mempertimbangkan apakah junta atau pemerintah bayangan harus mewakili Myanmar.

"Kelompok teroris menyadari bahwa mereka hampir gagal. Itu sebabnya mereka terus berupaya untuk menarik perhatian internasional," kata Zaw Min Tun dalam sebuah pernyataan. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top