Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Demonstran Bentrok dengan Polisi Seattle

Foto : AFP/Jason Redmond

Semprot Demonstran - Seorang polisi menyemprotkan semprotan merica ke arah demonstran dalam sebuah aksi unjuk rasa di Kota Seattle, Washington, pada Sabtu (25/7) lalu. Aksi demonstran yang berujung rusuh ini hendak menyuarakan protes atas rencana Presiden Donald Trump untuk mengerahkan lebih banyak petugas federal ke sejumlah kota-kota besar untuk menekan angka kriminalitas.

A   A   A   Pengaturan Font

SEATTLE - Polisi Amerika Serikat (AS) pada Minggu (26/7) telah menggunakan granat kejut, semprotan merica dan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang turun ke jalanan di kota-kota di seluruh negeri.

Para demonstran ini berunjuk rasa untuk mengungkapkan kemarahan dan penolakan atas rencana Presiden Donald Trump untuk mengerahkan petugas federal ke kota-kota besar di AS. Para demonstran pun menyuarakan perlawanan atas rasisme dan kebrutalan polisi, yang dipicu atas kematian seorang warga di Kota Minneapolis bernama George Floyd, ditengah kampanye petahana presiden sedang berupaya kembali terpilih dalam pilpres AS mendatang untuk meloloskan aturan tatanan hukum dan ketertiban yang amat ketat.

"Para demonstran beraksi di Kota Austin, Texas, juga di Louisville, Kentucky, New York, Omaha, Oakland di California dan di Los Angeles, serta di Kota Richmond di Virginia. Polisi antihuru-hara di sana menembakkan gas air mata pada kelompok pergerakan Black Lives Matter yang tengah melakukan aksi unjuk rasa," demikian laporan sejumlah media di AS.

Reporter kantor berita AFP di lapangan melaporkan di Kota Seattle, sejumlah granat kejut diledakkan di beberapa jalan dan asap muncul tak jauh dari kelompok demonstran yang membakar sebuah truk gandengan dekat lokasi konstruksi fasilitas penahanan anak dibawah umur. Reporter AFP melaporkan bahwa para demonstran itu mencabik ban dan menghancurkan kaca jendela dari truk itu.

"Polisi antihuru-hara yang berseragam lengkap saling berhadapan dengan demonstran yang beberapa diantaranya memegang payung untuk melawan semprotan merica," lapor reporter AFP.

"Sebelumnya pada Sabtu (25/7) malam, polisi Seattle telah menahan 45 orang yang terlibat dalam sejumlah aksi demonstrasi yang berujung rusuh," cuit polisi di akun resmi di media sosial Twitter.

"Kepala polisi Carmen Best telah meminta warga agar mempertahankan perdamaian di Seattle dan mencela terjadinya aksi demonstrasi ini karena perusuh tak memperdulikan keselamatan komunitas, keamanan petugas keamanan atau bagi bisnis dan properti yang mereka hancurkan," lapor sebuah media lokal.

Huru-Hara di Portland

Selain di Seattle, bentrokan antara polisi dan demonstran pun terjadi di Kota Portland, Oregon, pada Sabtu dini hari. Mereka pun marah atas instruksi Presiden Trump untuk mengerahkan banyak pasukan keamanan federal dan menyatakan dukungan bagi pergerakan Black Lives Matter.

"Saya tak suka dengan apa yang terjadi di sini serta apa yang telah diperbuat Trump," tutur seorang insinyur kedirgantaraan bernama Mike Shikany, 55 tahun. "Saya tak mau berada dekat-dekat dengan pasukan federal," imbuh dia.

Seorang pensiunan bernama Jean Mullen, 74 tahun, mengatakan tanpa tekanan tak akan ada perubahan bakal terjadi. "Inilah saatnya untuk menjadikan negara kita sebagai negara yang amat kita banggakan. Namun saat ini tak ada yang patut dibanggakan. Kita bukan negara yang paling unggul dan itu amat buruk," ucap dia.

Presiden Trump pekan lalu mengumumkan untuk meningkatkan jumlah agen federal ke pusat-pusat kejahatan seperti di Kota Chicago setelah terjadi peningkatan aksi kekerasan di kota tersebut. Inisiatif ini ditentang sejumlah kelompok termasuk pergerakan Black Lives Matter. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top