Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Demon Slayer: Mugen Train Mumukau Florida

Foto : ISTIMEWA

anime laris

A   A   A   Pengaturan Font

Film animasi Demon Slayer: Mugen Train asal Jepang yang sudah tayang di Indonesia akhirnya dipertontonkan di bioskop Amerika Serikat, Jumat waktu setempat. Film memukau penggemar di Florida.

Film yang diangkat dari manga dan serial televisi animasi ini meraup pendapatan lebih dari 350 juta dollar AS di Jepang. Meski pembatasan Covid-19 diberlakukan, Demon melampaui animasi Spirited Away dari Hayao Miyazaki yang memenangi Oscar. Hanya dalam kurun dua bulan menjadi anime Jepang paling sukses sepanjang masa.

"Filmnya melampaui ekspektasi. Saya menangis," kata penonton Alex Acosta. "Animasinya bagus sekali. Ceritanya juga bagus. Saya suka," tambah Alex.

Animasi ini diangkat dari manga karya Gotoke Koyohara yang memulai debutnya di majalah Weekly Shonen Jump pada Februari 2016 dan telah terjual 120 juta kopi dalam semua format. Selain itu, anime 26 episode berlatar belakang abad ke-20 Jepang berdasarkan manga menjadi sensasi viral setelah disiarkan di berbagai platform Internet.

Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Mugen Train mengisahkan perjalanan Tanjiro, Nezuko, Zenitsu dan Inosuke yang diminta membantu pendekar pedang terkuat di dalam Korps Pembunuh Iblis, Flame Hashira Kyojuro Rengoku di dalam kereta Mugen.

Tanjiro adalah seorang pembunuh iblis muda yang punya kisah masa lalu tragis. Dia memutuskan jadi pembunuh iblis setelah menemukan hampir seluruh anggota keluarganya tewas dibantai oleh iblis. Hanya sang adik, Nezuko, yang selamat, namun dia pun berubah jadi iblis meski tetap memiliki sisi manusiawi.

Bersama dengan Nezuko, Inosuke, temannya yang selalu mengenakan topeng babi hutan, juga Zenitsu si bocah penakut namun sangat berbakat dan punya kekuatan terpendam yang bisa muncul di saat genting. Tanjiro mengerahkan segenap tenaga untuk membasmi iblis yang menghantui perjalanan mereka di kereta.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top