Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik AS

Demi Tembok Perbatasan, Trump Tawarkan Tunda Deportasi Imigran

Foto : AFP/Brendan Smialowski

TUNDA DEPORTASI - Presiden AS Donald Trump menyampaikan tawaran penundaan deportasi bagi 1 juta imigran jika dana pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko disetujui Kongres di Washington DC, Sabtu (19/1).

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengeluarkan tawaran untuk menunda tindakan deportasi bagi satu juta imigran jika Kongres menyetujui anggaran untuk membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko. Namun, ide tersebut mendapat penolakan dari kubu Partai Demokrat sehingga membuat penutupan sebagian pemerintah AS (government shutdown) akan terus berlanjut.

Tawaran untuk dua kategori imigran itu diumumkan Trump lewat pidato dari Gedung Putih, yang disiarkan langsung di televisi. "Perlindungan itu akan diberikan pada 700 ribu imigran yang dijuluki para pemimpi, anak-anak yang dilahirkan oleh imigran ilegal di Amerika Serikat, serta 300 ribu imigran lain dengan status masa tinggal yang telah kedaluwarsa.

Konsesi ini akan membangun kepercayaan dan niat baik yang dibutuhkan untuk memulai reformasi imigrasi yang sesungguhnya," kata Trump, Sabtu (19/1). Sebagai imbalan, Trump menuntut anggaran tembok perbatasan sebesar 5,7 miliar dollar AS, yang berulang kali ditolak oleh kubu oposisi, Partai Demokrat.

Trump juga menuntut dana 800 juta dollar AS sebagai bantuan kemanusiaan yang mendesak dan 805 juta dollar AS untuk belanja teknologi pendeteksi penyelundupan narkoba di berbagai pintu masuk AS. "Saya di sini, hari ini untuk memecahkan kebuntuan, dan memberi Kongres jalan ke depan untuk mengakhiri penutupan pemerintah, serta menyelesaikan krisis di selatan perbatasan," kata Trump dalam pidatonya.

Dia menggambarkan perbatasan AS-Meksiko selama beberapa dekade ini telah menjadi magnet bagi para migran, pencari suaka, dan rute penyelundupan obat bius utama. Keadaan itu telah membuat petugas kewalahan, sehingga menjadi ancaman bagi keamanan nasional AS. Menolak Tawaran
Halaman Selanjutnya....

Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top