Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Saat terjadi peristiwa besar seperti pandemi, pemilihan umum, dan demonstrasi secara terbuka tentang sesuatu yang menyita perhatian masyarakat. Peristiwa ini kemudian membuat masyarakat menghabiskan waktu dengan menonton berita televisi.

Delapan Alasan Berhenti Menonton Berita di 2022

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Namun yang menjadi pertanyaan kemudian, seberapa besar manfaat yang diperoleh dari laporan berita yang ditonton. Apakah setiap orang perlu mengikutinya jika hal itu malah hanya membuat pengaruh negatif dibandingkan positif, seperti membuat marah, terganggu, dan mempengaruhi akal sehat.
Jika hanya pengaruh negatif yang didapat maka sudah sebaiknya tidak perlu atau tidak terlalu sering menonton berita telebisi lagi. Laman Antimaximalist memiliki 8 alasan untuk menjauhkan dari siaran berita di televisi.

1. Berpengaruh pada kesehatan mental
Berita utama dan berita utama hari di televisi biasanya hanya menayangkan tiga hal, pertama kematian, bencana, atau skandal. Hal ini hanya membuat orang ikut berpikir negatif yang bisa berdampak pada timbulnya kecemasan, kesedihan, atau kemarahan.
Para peneliti telah menunjukkan bagaimana menonton berita di TV secara terus-menerus atau mengkonsumsi informasi semacam ini mempengaruhi kehidupan. Semakin sering mengonsumsi maka akan semakin tinggi tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang dirasakan.
Semakin lama merasakan perasaan tersebut maka akan menyebabkan kurang tidur sehingga akan energi terkuras dan banyak pekerjaan tidak terselesaikan. Itulah sebabnya siaran berita bisa berbahaya bagi kesehatan mental, apalagi jika menampilkan adegan kekerasan atau cerita sedih.

2. Mereka menghasilkan uang dari penonton
Perlu disadari jaringan televisi ini adalah bisnis, termasuk stasiun komunitas berusaha untuk membuat penonton tetap melihat layar. Semakin lama penonton melihat, semakin banyak pendapatan iklan yang mereka hasilkan.
Ungkapan, "If it bleed it lead?" atau jika berdarah, itu mengarah? Berlaku di industri televisi berita. Artinya jika terjadi sesuatu yang kejam maka akan menjadi berita utama. Penonton dipaksa mengkonsumsi hal-hal yang membuat cemas, dan kemudian perusahaan obat jutaan dolar mengiklankan pil untuk membuat merasa lebih baik.

3. Tidak terkait dengan urusan penonton
Kadang-kadang televisi hanya memutar ulang informasi terkait dengan kematian, bencana, atau semacam kontroversi. Sering kali selama berhari-hari penonton hanya mendapatkan informasi yang sama karena rating-nya masih tinggi.
Data lembaga riset Nielsen akan untuk memberi tahu stasiun televisi tentang seberapa banyak penonton siaran. Mereka menganalisis seberapa banyak telah menonton hal-hal tertentu, dan kemungkinan itulah yang menentukan sesuatu menjadi top story atau berita utama.
Top story disajikan bukan berdasarkan dari apa yang ingin diketahui oleh penonton. Oleh karenanya penonton perlu belajar tentang hal yang secara khusus penting bagi dirinya dan yang tidak. Apalagi di masa pandemi kesehatan mental perlu dijaga dengan informasi-informasi positif dan bermanfaat.

4. Tidak terkait dengan informasi
Sebagian besar informasi yang disiarkan tidak terkait langsung dengan urusan penonton, dan hanya mempengaruhi orang-orang yang terlibat saja. Oleh karenanya perlu mengetahui apakah informasi yang dilihat terkait dengan urusan diri sendiri atau tidak.
Namun demikian tentu saja sulit keluar dari hal yang membuat orang berpaling dari kejadian-kejadian tersebut. Stasiun televisi ingin penonton terus mengikuti siaran dengan membuat mereka khawatir tentang tempat tinggal mereka, sehingga menyadarinya sangat penting.

5. Menyesatkan
Televisi juga memiliki misi propaganda untuk mempengaruhi khalayak melalui penyajian fakta secara selektif. Jika stasiun televisi memuat berita pihak tertentu namun tidak tidak menyebutkan pihak lain yang berseberangan bisa dikatakan hal itu termasuk dalam propaganda.
Semua orang tentu saja tidak mau dibohongi. Jadi mengapa harus duduk lama di depan layar hanya untuk menerima berita semacam itu. Dampaknya membuat seseorang tidak mendapatkan pandangan yang benar tentang sesuatu hal karena otak seperti sudah tercuci.

6. Jangan membuang-membuang waktu
Jika penonton mengalami depresi dan tidak benar-benar mendapatkan sesuatu yang baru dari berita yang disajikan selama 30 menit hingga 1 jam itu artinya hanya membuang waktu saja. Masih banyak pekerjaan yang menunggu diselesaikan. Atau menciptakan kualitas hubungan dengan orang-orang tercinta bisa dilakukan.
Oleh karenanya menggunakan waktu pada hal-hal yang lebih berharga sangat disarankan. Mempelajari keterampilan baru, atau mendapatkan pengetahuan yang benar-benar bisa digunakan, dan lakukan hal-hal yang benar-benar membuat bahagia lebih penting.

7. Tidak membuat bahagia
Tayangan informasi berita di televisi jarang yang membuat penonton menjadi bahagia. Penonton bahkan sulit menyebutkan siaran terakhir yang membuat mereka bahagia, biasanya akan dijawab dengan tidak tahu
Aktivitas yang dilakukan seharusnya membuat seseorang menjadi bahagia. Jika siaran yang ditonton tidak mampu membuat bahagia dan hanya membuat sebagian besar waktu yang dimiliki maka perlu segera menghentikannya.

8. Mencari informasi lewat internet
Berselancarlah di internet untuk mendapatkan informasi yang ingin diketahui. Jika ada artikel terkait yang ingin diketahui maka bisa mengkliknya, dan membaca sekilas. Jika informasi mempengaruhi kehidupan bisa melanjutkan namun jika tidak bisa ditinggalkan.
Perlu diketahui, kadang-kadang informasi yang disajikan di internet tidak mengalami pembaruan setelah beberapa minggu. Jadi tidak perlu sering-sering mencari informa meski hal karena itu juga akan akan membuang waktu. SB/hay


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top