Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kasus BLBI I Pansus BLBI DPD Menilai Penjualan BCA kepada Farallon Capital Terlalu Murah

Debitur BLBI yang Rugikan Negara Ribuan Triliun Harus Diproses Hukum

Foto : ISTIMEWA

Ketua Pansus BLBI DPD, Bustami Zainudin, dalam keterangan resmi di Jakarta, akhir pekan lalu, mengatakan proses penjualan saham pemerintah di BCA melalui program divestasi kepada konsorsium Farallon Capital pada 2002 lalu diduga kuat atas intervensi Dana Moneter Internasional (IMF), sehingga dinilai tidak tepat dan terlalu murah

A   A   A   Pengaturan Font

Bustami menyampaikan hal tersebut di sela-sela rapat dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2003-2008, Burhanudin Abdullah Harahap, di Gedung Nusantara III, Jakarta. Burhanudin hadir memenuhi undangan Pansus BLBI DPD untuk didengar pendapatnya terkait divestasi BCA, beberapa waktu lalu.

Pansus pada kesempatan itu menyampaikan beberapa pertanyaan kunci terkait pengucuran BLBI, penjualan BCA pada 2003, dan kemungkinan moratorium obligasi rekap eks BLBI yang merugikan negara hingga ribuan triliun rupiah.

Ia memaparkan konteks penjualan 51 persen saham BCA pada tanggal 31 Desember 2002 sangat murah karena nilai aset BCA berdasarkan laporan keuangan auditor independen tercatat 117 triliun rupiah.

Namun saat transaksi penjualan, diduga terjadi suatu rekayasa intelektual dalam buku BCA, yang terdapat obligasi rekap pemerintah senilai 60 triliun rupiah. Padahal, saham pemerintah yang dimiliki sebesar 93 persen berasal dari pemilik saham BCA lama yakni Anthony Salim.

Hal tersebut sebagai sisa pelunasan utang BLBI senilai 33 triliun rupiah yang hanya mampu dibayar delapan triliun rupiah saja. Dengan demikian, harga saham BCA sebesar 93 persen adalah 25 triliun rupiah, sehingga sesungguhnya nilai BCA pada tahun 2003 saat dijual dalam posisi untung sebesar empat triliun rupiah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Antara, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top