Daya Saing Industri Kulit dan Alas Kaki Terus Dipacu

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri persepatuan nasional untuk naik kelas dan masuk ke dalam ekosistem industri global. Untuk itu, Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), unit kerja di bawah Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, terus mendukung para desainer industri kulit dan alas kaki nasional untuk ikut serta dalam pameran internasional Asia Pacific Leather Fair (APLF) di Bangkok, Thailand pada 19-21 Oktober 2022.

"BPIPI sebagai mitra penting APLF di Indonesia, bersama dengan Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI) melihat pentingnya penguatan supply chain dalam skala yang lebih besar, yakni Asean. Sebagai produsen industri alas kaki terbesar keempat di dunia, Indonesia memainkan peran penting dalam rantai nilai industri kulit dan alas kaki dalam skala global maupun Asean, kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Reni mengemukakan BPIPI yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur, secara konsisten menggelar beragam program untuk memperkuat ekosistem industri alas kaki nasional agar lebih berdaya saing global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi industri alas kaki terhadap PDB meningkat sepanjang 2021 menjadi 28,169 triliun dari 26,14 triliun rupiah pada 2020.

Adapun investasi dalam negeri (PMDN) juga terus tumbuh dari 394,8 miliar rupiah pada 2020 menjadi 461,5 miliar rupiah pada 2021. Sementara itu, capaian kinerja ekspor industri alas kaki nasional pada 2021 menyentuh 6,165 miliar rupiah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,8 miliar rupiah.

Karena itu, BPIPI terus meningkatkan kapasitas kelembagan dan sentra industri, membantu industri mengembangkan produk, penguatan industri dan kreativitas, memberikan bantuan informasi pasar, serta membantu promosi dan pemasaran serta penguatan hubungan kemitraan.
Halaman Selanjutnya....