Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Laporan BPS I Nilai Tukar Petani pada April 2018 Turun 0,32 Persen Menjadi 101,61

Daya Beli Petani Turun Meski Panen

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tata niaga pertanian masih belum berpihak kepada petani. Indikasinya, di saat panen raya, daya beli petani justru mengalami penurunan.

Jakarta - Daya beli petani di perdesaan pada April lalu turun, melanjutkan penurunan pada bulan sebelumnya. Pelemahan tingkat kemampuan petani tersebut dipengaruhi penurunan subsektor tanaman pangan akibat panen raya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional pada April 2018 turun 0,32 persen menjadi 101,61 dari bulan sebelumnya sebesar 101,94. Padahal, pada Maret lalu, NTP juga turun 0,39 persen dari bulan sebelumnya menjadi 101,94.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (2/5), mengatakan penurunan NTP tersebut disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 0,19 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,13 persen.

"Subsektor yang mengalami penurunan adalah tanaman pangan. Harga gabah turun karena panen, sebesar 1,29 persen," kata Yunita.

Tercatat, pada April 2018, NTP Provinsi Jambi mengalami penurunan terbesar mencapai 1,77 persen dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sulawesi Tengah mengalami kenaikan tertinggi yakni 1,01 persen dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Selain itu, pada April 2018 terjadi inflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,04 persen disebabkan oleh naiknya indeks di seluruh kelompok penyusun Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT), kecuali Kelompok Bahan Makanan, dengan kenaikan terbesar pada Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau.

NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan.

Selain itu, NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

Penurunan NTP April 2018 dipengaruhi oleh turunnya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 1,29 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,18 persen.

Terdampak Panen

Di bagian lain, BPS mencatat penurunan harga gabah selama April 2018 di tingkat petani dan penggilingan, baik untuk gabah kering panen (GKP) maupun gabah kering giling (GKG), jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan tersebut dipengaruhi adanya masa panen raya. Tercatat harga GKP di tingkat petani pada bulan April 2018 turun 4,22 persen menjadi 4.556 rupiah per kilogram (kg).

"Harga gabah di tingkat petani, turun 4,22 persen. Ini karena masih dipengaruhi oleh panen raya, jadi harga cenderung turun," kata Yunita.

Pantauan BPS tersebut berdasarkan 2.185 transaksi penjualan gabah di 32 provinsi selama April 2018. Tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) sebanyak 73,32 persen, gabah kualitas rendah 18,53 persen, dan gabah kering giling (GKG) 8,15 persen.

Pada bulan itu, rata-rata harga GKP di tingkat penggilingan 4.643 rupiah/ kg, turun 4,16 persen dibandingkan pada Maret 2018.

ers/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Antara

Komentar

Komentar
()

Top