Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penelitian Luar Angkasa

Data Seismik Tunjukkan Mars Miliki Cadangan Air Bawah Tanah Sangat Besar

Foto : AFP/ADOMAS VALANTINAS

Foto milik ESA pada 10 Juni 2024 menunjukkan model 3D gunung berapi Olympus Mons di Mars, seperti yang diamati oleh kamera HRSC di Mars Express. Misi ExoMars dan Mars Express telah melihat embun beku air untuk pertama kalinya di dekat ekuator Mars, bagian dari planet yang dianggap mustahil adanya embun beku.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Para ilmuwan menyimpulkan sebuah reservoir air yang sangat besar kemungkinan berada jauh di bawah permukaan Mars, di dalam batuan beku yang retak, menampung air cukup untuk mengisi lautan yang akan menutupi seluruh permukaan planet tetangga Bumi tersebut.

Dikutip dari The Straits Times, kesimpulan itu berdasarkan data seismik yang diperoleh wahana robotik InSight milik National Aeronautics and Space Administration (NASA), selama misi yang membantu menguraikan bagian dalam Mars.

"Air, yang terletak sekitar 11,5 kilometer hingga 20 kilometer di bawah permukaan Mars, berpotensi menawarkan kondisi yang mendukung kehidupan mikroba, baik di masa lalu maupun sekarang," kata para peneliti.

"Pada kedalaman ini, kerak bumi cukup hangat untuk air agar bisa wujud cair. Pada kedalaman yang lebih dangkal, air akan membeku menjadi es," kata ilmuwan planet Vashan Wright dari Scripps Institution of Oceanography, University of California, San Diego, baru-baru ini.

Wright adalah penulis utama studi yang dipublikasikan pada 12 Agustus di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Ilmuwan planet dan rekan penulis studi Michael Manga dari Universitas California, Berkeley, menambahkan di Bumi, ditemukan kehidupan mikroba jauh di bawah tanah di mana bebatuan jenuh dengan air dan terdapat sumber energi.

Mengumpulkan Data

Wahana InSight mendarat pada tahun 2018 untuk mempelajari bagian dalam Mars, mengumpulkan data tentang berbagai lapisan planet tersebut, dari inti logam cair hingga mantel dan keraknya. Misi InSight berakhir pada tahun 2022.

"InSight mampu mengukur kecepatan gelombang seismik dan bagaimana gelombang tersebut berubah seiring dengan kedalaman. Kecepatan gelombang seismik bergantung pada bahan penyusun batuan, bagian mana yang retak, dan apa yang mengisi retakan tersebut," kata Wright.

"Kami menggabungkan kecepatan gelombang seismik yang diukur, pengukuran gravitasi, dan model fisika batuan. Model fisika batuan sama dengan model yang kami gunakan untuk mengukur sifat akuifer di Bumi atau memetakan sumber daya minyak dan gas di bawah tanah," katanya.

Data tersebut menunjukkan keberadaan reservoir air cair ini dalam batuan beku yang retak, terbentuk dalam pendinginan dan pemadatan magma atau lava, di kerak Mars, lapisan terluar planet tersebut.

"Kerak tengah yang batuannya retak dan terisi air cair paling tepat menjelaskan data seismik dan gravitasi," kata Wright.

Air itu ada di dalam retakan. Jika lokasi InSight representatif dan Anda mengekstrak semua air dari retakan di kerak tengah, kami memperkirakan bahwa air itu akan mengisi lautan sedalam satu kilometer hingga dua kilometer di Mars secara global.

Permukaan Mars saat ini dingin dan tandus, tetapi dulunya hangat dan basah. Hal itu berubah lebih dari tiga miliar tahun yang lalu. Penelitian tersebut menunjukkan sebagian besar air yang pernah ada di permukaan Mars tidak hilang ke luar angkasa, tetapi malah tersaring ke dalam kerak.

"Mars purba memiliki air cair di permukaannya dalam bentuk sungai, danau, dan mungkin lautan. Kerak Mars juga bisa saja penuh dengan air sejak awal sejarahnya," kata Manga.

Di Bumi, air di bawah tanah menyusup dari permukaan, dan kami menduga hal ini mirip dengan sejarah air di Mars. Hal ini pasti terjadi pada masa ketika kerak atas lebih hangat daripada saat ini.

Air akan menjadi sumber daya yang vital jika umat manusia ingin menempatkan astronaut di permukaan Mars atau membangun semacam pemukiman jangka panjang. Mars menyimpan air dalam bentuk es di wilayah kutub dan di bawah permukaannya. Namun, kedalaman air cair di bawah tanah akan menyulitkan aksesnya.

"Pengeboran hingga kedalaman ini sangat menantang. Mencari tempat-tempat yang aktivitas geologisnya mengeluarkan air ini, mungkin Cerberus Fossae yang aktif secara tektonik (sebuah wilayah di belahan utara Mars), merupakan alternatif untuk mencari cairan dalam," kata Manga, meskipun ia mencatat kekhawatiran tentang perlindungan lingkungan Mars perlu ditangani.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top