Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Darah Sintetis untuk Membunuh Nyamuk Malaria

Foto : Istimewa

Ahli infeksi molekul biologis dari Universitas Greenwich, Noushin Emami.

A   A   A   Pengaturan Font

STOCKHOLM - Para ilmuwan Swedia dilaporkan telah berhasil membuat darah sintetis untuk menarik dan membunuh nyamuk malaria. Mereka mengklaim metode pengendalian hama yang lebih murah dan terarah ini bisa menjadi alternatif pestisida massal yang selama ini berdampak pada seluruh ekosistem.

"Kami menemukan molekul yang diproduksi oleh parasit, parasit malaria. Kita dapat menggunakan molekul ini untuk berbagai solusi," kata ahli infeksi molekul biologisdari Universitas Greenwich, Noushin Emami, baru-baru ini.

Molekul ini membuat kita lezat bagi nyamuk-nyamuk. Dan bila kita memasukkan molekul ini ke produk, seperti jus bit, maka produk itu bisa menarik nyamuk. Maka jika kita memberikan sedikit racun pada produk itu, mengkombinasikannya dengan molekul, nyamuk akan memakannya dan mati," terangnya.

Para peneliti mengatakan, metode tersebut akan menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, dan menghindari penggunaan pestisida massal.

"Saat ini, cara paling efektif memerangi nyamuk adalah menggunakan pestisida. Tapi kita juga mengetahui bahwa pestisida membunuh serangga lain, dan bentuk kehidupan lain, plus juga berbahaya bagi manusia. Maka jika anda dapat menggunakan sesuatu dan sebanyak pestisida, kita dapat benar-benar memusnahkannya," tutur CEO Molecular Attractive, Lech Ignatowicz.

"Produk kami ramah lingkungan karena tidak membunuh serangga lain, dan juga tidak berbahaya bagi manusia," tambahnya.

Penyakit yang berasal dari nyamuk tercatat telah menyebabkan 700 ribu orang mati setiap tahun. Setengah dari jumlah tersebut disebabkan oleh nyamuk malaria saja.

"Saya biasanya menghindari senjata-senjata lain, tapi dengan ini seperti mengebom hamparan. Ini bom pintar yang diarahkan pada target khusus. Pestisida membunuh semua serangga yang bersentuhan bukan ? Tapi ini, bahkan dalam lingkungan yang padat, khususnya hutan tropis yang banyak serangga, kita dapat memilih satu yang ingin kita singgkirkan, menargetkannya, dan membiarkan ekosistem yang lain," pungkasnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top