Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sentimen Pasar - Perang Dagang Picu Investor Asing Keluar dari Saham-saham Tiongkok

Dana Asing Keluar USD1,4 Miliar, Bursa Tiongkok Anjlok

Foto : AFP/STR

Investor memantau harga saham di sebuah perusahaan sekuritas di Jiujiang , Provinsi Jiangxi, Tiongkok, Senin (8/10). Indeks harga saham Tiongkok anjlok karena investor kembali khawatir dengan sentimen negatif pascalibur, ditambah lagi data ekonomi Tiongkok yang mengecewakan hingga ketegangan yang memburuk dengan Amerika Serikat.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Pasar saham Tiongkok anjlok pada perdagangan Senin (8/10) setelah aktivitas perdagangan dimulai kembali pascalibur panjang menyambut Hari Kemerdekaan.

Bahkan, investor asing melepas saham kelas A hingga 9,7 miliar yuan (sekitar 1,4 miliar dollar AS). Dikabarkan, saham Ping An Insurance (Group) Co, Kweichow Moutai Co, dan Hangzhou Hikvision Digital Technology Co yang paling banyak dijual oleh asing.

Indeks Shanghai Composite ditutup anjlok 3,72 persen atau 104,84 poin di level 2.716,51,setelah dibuka melorot 1,88 persen atau 53,14 poin di posisi 2.768,21 pagi tadi.

Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip juga berakhir anjlok 4,30 persen atau 147,97 poin di level 3.290,90, setelah dibuka merosot 2,25 persen atau 77,31 poin di level 3.361,56 pagi tadi.

Sepanjang pekan lalu, mulai dari 1-5 Oktober, aktivitas perdagangan pada dua indeks saham utama Tiongkok ditiadakan karena libur nasional.

Sejalan dengan bursa Tiongkok, indeks Hang Seng Hong Kong juga tertekan dan berakhir melorot 1,39 persen atau 370 poin di level 26.202,57 pada perdagangan hari ini.

Pekan lalu, indeks Hang Seng anjlok 4,4 persen di tengah kekhawatiran investor tentang meningkatnya tensi perdagangan. Direktur Eksekutif Uob Kay Hian (Hong Kong) Ltd, Steven Leung, mengatakan investor asing berubah bearish, tidak lagi optimistis seperti saat membeli saham kelas A Tiongkok.

"Penjualan besar-besaran adalah tanda kekhawatiran yang berkembang atas hubungan antara AS dan Tiongkok," katanya.

General Manager Shanghai Wisdom Investment Co Ltd, David Dai, mengatakan pemangkasan RRR tidak cukup untuk melawan dampak perang dagang.

"Perekonomian sangat lemah, dan saya melihat semakin banyak perusahaan yang menempatkan aset mereka untuk dijual karena pesimisme.

Dan kejatuhan hari ini tidak mengejutkan setelah kinerja lemah di pasar eksternal selama liburan," katanya. Sedangkan analis Shanghai- Central China Securities Co, Zhang Gang, mengatakan pemangkasan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratios/ RRR) tidak cukup kuat melawan sentimen negatif.

"Bahkan, dana negara Tiongkok tidak akan mampu menopang pasar sampai risiko sistemik diperhitungkan," ujarnya.

Kebijakan Bank Sentral

Sebelumnya, pemerintah Tiongkok baru saja meluncurkan kebijakan untuk memacu lebih banyak pinjaman pada saat meningkatnya kekhawatiran atas dampak ekonomi dari perang perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) akan semakin mendalam.

Bank Sentral Tiongkok atau People's Bank of Tiongkok (PBOC) memutuskan untuk memangkas jumlah uang yang harus dicadangkan bank demi mendukung ekonomi Tiongkok.

Rasio cadangan wajib (RRR), yang saat ini 15,5 persen untuk pemberi pinjaman komersial besar dan 13,5 persen untuk bank yang lebih kecil, akan dipangkas sebesar 100 basis point efektif mulai 15 Oktober.

PBOC memangkas cadangan wajib bank untuk keempat kalinya tahun ini sebagai bagian dari upaya untuk mendukung pertumbuhan di tengah memanasnya perang perdagangan dengan AS. AFP/Bloomberg/yni/AR-2

Penulis : AFP, Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top