Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Dampak Omicron Mengganas, Kabinet Inggris Akan Rapat Saat Seruan Pembatasan Baru Covid-19 Muncul

Foto : ANTARA/REUTERS/Hannah McKay

Orang-orang mengantre di luar gereja yang difungsikan sebagai pusat vaksinasi COVOD-19 di London, Inggris, Senin (13/12/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

London - Kabinet Inggris akan bersidang pada Senin malam ketika tekanan meningkat terhadap Perdana Menteri Boris Johnson untuk memperlambat penyebaran COVID-19 varian Omicron.

Johnson ditekan terkait pengetatan pembatasan sosial sebelum Natal.

Inggris telah melaporkan tingkat tertinggi kasus COVID-19. Para pejabat dan menteri memperingatkan bahwa efek sepenuhnya gelombang terbarumasih belum terlihat.

Baik surat kabar The Sun maupun BBC melaporkan bahwa kabinet akan bersidang pada pukul 14.00 waktu setempat.

Omicron, yang pertama kali terdeteksi bulan lalu di Afrika selatan dan Hong Kong, telah menyebar di seluruh dunia dan sejauh ini telah dilaporkan muncul di sedikitnya 89 negara. Penyakit ini diketahui sangat mudah menular, tetapi tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya masih belum jelas.

Sejauh ini, dua belas orang di Inggris sejauh ini karena Omicron dan Wakil Perdana Menteri Dominic Raab mengatakan bahwa 104 orang saat ini dirawat di rumah sakit karena varian itu.

Para pejabat memperingatkan pekan lalu bahwa rawat inap dapat mencapai tingkat tertinggi baru karena efek dari lonjakan terbaru terjadi di antara penduduk.

Ketika ditanya apakah pemerintah akan memberlakukan pembatasan lebih lanjut sebelum Natal, Raab mengatakan kepada Times Radio, "Saya tidak bisa memberikan jaminan yang pasti dan cepat."

"Dalam menilai situasi, kami sangat bergantung pada data nyata yang masuk dan akan membutuhkan sedikit lebih banyak waktu untuk menilai masalah kritis dari keparahan Omicron ini."

Keputusan apa pun untuk membatasi cara orang dapat merayakan Natal akan menimbulkan biaya politik yang tinggi bagi Johnson, yang otoritasnya telah digerogoti oleh pertanyaan apakah dia dan stafnya melanggar aturan penguncian tahun lalu.

Johnson juga mengalami perlawanan besar di parlemen pekan lalu ketika anggota parlemen dari partainya sendiri, Konservatif, menentang pengetatan aturan COVID-19.

Untuk meloloskan aturan baru, yang termasuk memerintahkan orang untuk memakai masker di tempat umum, Johnson harus mengandalkan dukungan dari oposisi utama Partai Buruh.

Pada Senin, pemimpin Partai Buruh Keir Starmer meminta Johnson untuk mengesampingkan pertikaian dan membuat rencana untuk mengatasi kasus yang meningkat.

"Yang ingin saya lihat adalah pemerintah, perdana menteri, yang memegang kendali dan mengajukan rencana yang mudah-mudahan kita semua bisa mendukungnya," kata Starmer kepada wartawan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top