Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dampak Makan Daging terhadap Perubahan Iklim Sebenarnya Tak Sebesar Itu

Foto : The Conversation/BLM/Greg Shine

Dua ekor sapi ternak merumput di tanah publik dekat Gunung Steens, Oregon.

A   A   A   Pengaturan Font

Produksi daging disebut menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca dibanding yang dihasilkan seluruh sektor transportasi. Benarkah?

Frank M. Mitloehner, University of California, Davis

Ketika dampak perubahan iklim semakin mengkhawatirkan, gerakan mengurangi makan daging menjadi gerakan yang populer. Para aktivis lingkungan mendesak masyarakat untuk mengurangi makan daging untuk menyelamatkan lingkungan. Beberapa aktivis telah menyerukan pemberlakuan pajak atas daging untuk mengurangi konsumsi daging.

Klaim yang mendasari argumen ini menyatakan bahwa secara global, produksi daging menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca dibanding yang dihasilkan seluruh sektor transportasi. Namun, klaim ini terbukti salah, seperti yang akan saya tunjukkan dalam artikel ini. Dan klaim yang salah ini telah menyebabkan asumsi yang salah tentang keterkaitan antara daging dan perubahan iklim.

Penelitian saya fokus pada cara-cara peternakan mempengaruhi kualitas udara dan perubahan iklim. Dalam pandangan saya, ada banyak alasan untuk memilih protein hewani atau protein nabani. Namun, tidak memilih daging dan produk daging bukanlah 'obat mujarab' bagi lingkungan sebagaimana dipercayai para aktivis. Dan jika dilakukan secara ekstrem, itu juga bisa memiliki konsekuensi gizi yang berbahaya.

Apa hubungan antara daging dan gas rumah kaca?
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top