Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Program Kerja I Data Stok dan Harga Pangan Disajikan di Dashboard Neraca Pangan

Dalam Stabilisasi Harga, Badan Pangan Harus Berpihak ke Petani

Foto : ANTARA/PRASETIA FAUZANI

PERAJIN TAHU KURANGI PENGGUNAAN KEDELAI I Pekerja mengemas tahu takwa khas Kediri ke dalam kantong plastik di Kampung Tahu Kelurahan Tinalan, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (23/2). Perajin tahu takwa di kawasan tersebut terpaksa mengurangi penggunaan kedelai guna menyiasati tingginya harga kedelai.

A   A   A   Pengaturan Font

Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Felippa Ann Amanta, mengatakan Badan Pangan Nasional punya pekerjaan rumah yang besar karena ketahanan pangan Indonesia masih rendah. Berdasarkan Global Food Security Index dari The Economist Intelligence Unit, ketahanan pangan Indonesia ada di posisi 69 dari 113 negara, dengan nilai yang rendah untuk indikator seperti keterjangkauan pangan, kualitas, dan pengelolaan sumber daya alam dan resiliensi.

Masalah terbesar ketahanan pangan Indonesia adalah keterjangkauan di mana masyarakat harus membelanjakan rata-rata 56 persen dari pengeluaran mereka untuk membeli makan, lebih tinggi dari Singapura 20 persen, Malaysia 21 persen dan Thailand 26 persen.

"Badan tersebut ke depan harus memastikan kompetisi yang sehat, keterbukaan, dan efisiensi dalam rantai pasok pangan mulai dari produksi, pengolahan, hingga distribusi," katanya seperti dikutip dari Antara.

Sementara itu, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti, mengatakan sangat bagus jika ada dashboard neraca pangan yang penyajian datanya terus di-update, sehingga kebijakan yang diambil akan tepat dan akurat.

"Pemerintah jangan sebatas menyelesaikan ketersediaan pangan, tetapi juga mewujudkan swasembada pangan," tegas Esther.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top