Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Dalam Sedih dan Marah, Biden Serukan Pembatasan Senjata Api Usai Peristiwa Penembakan di SD Texas

Foto : VOA/AP/Manuel Balce Ceneta

Presiden AS Joe Biden, didampingi oleh Ibu Negara Jill Biden, berbicara tentang kasus penembakkan massal yang terjadi di sebuah sekolah di Uvalde, Texas, dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, Washington, pada 24 Mei 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dalam keadaan sedih dan marah, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyerukan pembatasan baru pada senjata api setelah seorang pria bersenjata membantai 18 anak di sebuah sekolah dasar di Texas.

"Kita harus bertindak," kata Biden di Gedung Putih pada Selasa (24/5) malam tak lama setelah kembali dari lawatan lima hari ke Asia yang diwarnai tragedy. VOA melaporkan, Rabu (25/5).

"Kapan, demi Tuhan, kita akan menentang lobi senjata?" cetus Biden yang bertahun-tahun gagal mengesahkan undang-undang baru. Dengan ibu negara Jill Biden berdiri di sisinya di Ruang Roosevelt, sang presiden mengatakan, "Sudah waktunya kita mengubah rasa sakit ini menjadi tindakan."

Sedikitnya 18 siswa tewas di Texas, menurut seorang senator negara bagian yang mengatakan bahwa ia mendapat informasi tersebut dari petugas polisi. Seorang guru juga dilaporkan tewas dalam insiden tersebut. Begitu juga dengan pria pelaku penyerangan.

Hanya dua hari sebelum melakukan lawatannya ke Asia, Biden bertemu keluarga korban penembakan di Buffalo, New York. Insiden tersebut dilakukan oleh pelaku, yang memiliki motif kebenmcian rasial, di mana ia membunuh 10 warga kulit hitam di sebuah toko kelontong di Buffalo, New York.

Tragedi berturut-turut itu menjadi pengingat yang serius akan frekuensi dan kebrutalan epidemi kekerasan senjata massal di Amerika. "Penembakan massal semacam ini jarang terjadi di tempat lain di dunia," kata Biden. "Mengapa?"

Belum jelas apakah tragedi terbaru itu akan mengubah dinamika politik seputar senjata api setelah begitu banyak tragedi - termasuk penembakan tahun 2012 di Sekolah Dasar Sandy Hook di Connecticut yang menewaskan 26 orang, termasuk 20 anak-anak - gagal melakukannya.

Wakil Presiden Kamala Harris sebelumnya mengatakan bahwa pada saat-saat seperti ini orang biasanya menyatakan, "hati kami hancur. Tetapi hati kita terus hancur dan hancurnya hati kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kehilangan yang dialami keluarga-keluarga itu. Kita harus berani bertindak untuk memastikan hal seperti ini tidak pernah terjadi lagi," katanya.

Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Biden diberitahu tentang penembakan itu di atas Air Force One dalam penerbangannya kembali menuju Amerika.

Sesaat sebelum mendarat di Washington, Biden berbicara dengan Gubernur Texas Greg Abbott dari pesawat kepresidenan "untuk menawarkan bantuan yang dibutuhkan setelah penembakan yang mengerikan itu di Uvalde, TX," cuit direktur komunikasi Gedung Putih Kate Bedingfield.

Biden memerintahkan agar bendera Amerika dikibarkan setengah tiang hingga Sabtu sore untuk menghormati para korban di Texas.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top