Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

D-2 Jalur Cepat Persingkat Penyelesaian Studi Politeknik

Foto : istimewa

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, dalam acara Peluncuran dan Penyerahan SK Prodi D-2 Jalur Cepat Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (27/5).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, menyatakan Program Studi (Prodi) D-2 Jalur Cepat memungkinkan lulusannya menyelesaikan stusi politeknik lebih singkat. Selama yang bersangkutan melanjutkan di politeknik penerima SK D-2 Jalur Cepat.

"Secara total masa perkuliahan pada program D-2 Jalur Cepat ditempuh selama tiga semester atau satu semester lebih singkat daripada perkuliahan pada program D-2 Regular," ujar Wikan dalam Peluncuran dan Penyerahan SK Prodi D-2 Jalur Cepat Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (27/5).

Dia menambahkan, komposisinya yaitu satu semester perkuliahan di kelas untuk memahami teori dan konsep serta dua semester berikutnya merupakan kegiatan magang di Industri. Menurutnya, dengan konsep ini lulusan D-2 Jalur Cepat akan lebih kompeten dan berfokus pada keterampilan tertentu.

"Kompetensi tidak hanya hard skills, namun lebih pada soft skills, karakter, sikap, kepemimpinan dan kesiapan bekerja. Lulusan juga disiapkan pula menjadi wirausaha, apabila passion-nya menjadi pengusaha," jelasnya.

Wikan memperinci, sejak kelas satu, siswa-siswa SMK yang bermitra dengan Prodi D-2 sudah diajar oleh tiga jenis guru yaitu guru SMK, dosen politeknik, dan praktisi dari dunia usaha dan industri. Capaian pembelajaran mereka akan diakui setara 18 SKS oleh politeknik.

"Sehingga bisa memangkas waktu pembelajaran dari empat semester menjadi tiga semester pada D-2 Jalur Cepat," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran (Unpad), Arief S. Kartasasmita, mengatakan, pendidikan vokasi tidak hanya menyiapkan lulusan siap kerja. Pendidikan vokasi juga melahirkan pemimpin di dunia industri dan dunia kerja dari sisi vokasional.

Dia menyebut, pendidikan vokasi tetap menjadi lembaga pengembangan jati diri SDM yang mampu menciptakan lulusan yang kreatif, berakhlak, dan berintegritas. Meski begitu, pendidikan vokasi di Indonesia masih dipandang sebelah mata.

"Padahal, pendidikan vokasi memiliki tingkat kompetensi setara dengan pendidikan sains. Di Jerman, pendidikan vokasi tidak kalah bahkan lebih baik dari sains," katanya.

Arief mengungkapkan, Unpad sendiri berupaya secara bertahap mengubah stigma pendidikan vokasi/terapan yang sudah berjalan sejak 2016. Reformasi pendidikan vokasi di Unpad mencakup pengembangan kurikulum dan keilmuan sesuai dengan tren dan tantangan yang terjadi secara global.

"Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan pendidikan vokasi untuk menciptakan luaran pendidikan lebih baik," ucapnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top