Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemanasan Global

Cuaca Panas Ekstrem Tewaskan Hampir 500 Ribu Orang Per Tahun

Foto : ISTIMEWA

Cuaca Panas Ekstrem

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyoroti bahaya panas yang semakin meningkat bagi dunia. Panas diperkirakan membunuh hampir setengah juta orang per tahun, sekitar 30 kali lebih banyak dari pada siklon tropis.

"Kita tahu apa yang mendorongnya, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan bahan bakar fosil. Kita tahu itu akan menjadi lebih buruk," kata Guterres kepada wartawan, di Washington, Kamis (25/7).

Panas ekstrem adalah ketidaknormalan baru. "Kabar baiknya adalah kita dapat menyelamatkan nyawa dan membatasi dampaknya," katanya.

Seperti dikutip dari Antara, Guterres menekankan panas ekstrem semakin menghancurkan ekonomi, memperlebar kesenjangan, melemahkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG) PBB dan membunuh korban.

Karena itu, Guterres mengatakan dia meluncurkan tuntutan global dengan empat area fokus, merawat yang paling rentan, meningkatkan perlindungan bagi pekerja, meningkatkan ketahanan ekonomi dan masyarakat dengan menggunakan data dan sains.

Dampak Pamas Ekstrem

Guterres menegaskan poin utamanya yaitu fokus komunitas internasional sekarang adalah dampak panas ekstrem.

"Namun, jangan lupa masih banyak lagi gejala krisis iklim yang menghancurkan. Badai yang semakin dahsyat, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, naiknya permukaan air laut, dan masih banyak lagi," kata Guterres.

Untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, kita perlu melawan penyakit. Penyakit itu adalah kegilaan yang membakar satu-satunya rumah kita. Penyakit itu adalah kecanduan bahan bakar fosil. Penyakit itu adalah tidak adanya tindakan untuk mengatasi perubahan iklim.

Dia mengatakan G-20 harus mengalihkan subsidi bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan mendukung negara-negara dan masyarakat yang rentan.

"Pesannya jelas. Panas sedang terjadi. Panas ekstrem berdampak ekstrem pada manusia dan planet ini. Dunia harus bangkit menghadapi tantangan kenaikan suhu," tambahnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top