Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Antisipasi Bencana - Efektivitas Modifikasi Cuaca Terus Dipantau

Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan Ancam Banten

Foto : ANTARA/Asprilla Dwi Adha

Arsip Foto. Petugas memasukkan garam ke dalam pesawat saat mempersiapkan pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Skadron Udara 2 Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (28/12).

A   A   A   Pengaturan Font

TANGERANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Banten agar meningkatkan kewaspadaan karena dalam sepekan mendatang diprediksi akan terjadi cuaca ekstrem di wilayah Banten. BMKG memprediksi cuaca ekstrem Banten terjadi dalam kurun 9-15 Januari 2023.

"Kami berharap warga tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem sepekan ke depan," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang, Tarjono, dalam keterangannya di Serang, Senin (9/1).

Potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan di wilayah Banten berpeluang menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, hujan es, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung. Masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi agar meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi risiko kebencanaan.

BMKG memprakirakan cuaca ekstrem di Banten ditandai curah hujan tinggi dengan intensitas sedang hingga lebat. Hujan bakal disertai kilat/petir dan angin kencang selama periode 9-15 Januari. Menurut Tarjono, cuaca ekstrem itu berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, indeks ENSO di wilayah Nino 3.4 mendukung peningkatan hujan wilayah Indonesia.

Suhu muka laut relatif hangat dengan nilai anomali berkisar antara 0.5 hingga 2.5 derajat Celsius di wilayah Laut Jawa. Hal ini dapat meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air). Kelembaban udara yang relatif cukup tinggi dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya Banten. "Kami minta warga tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem," kata Tarjono.

Pantau Modifikasi

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana, terus memantau perkembangan dan efektivitas penerapan teknologi modifikasi cuaca di wilayah Banten. "Pelaksanaannya sudah sejak awal Januari," ujar Nana. Menurutnya, BPBD masih terus fokus memantau perkembangan modifikasi cuaca tersebut karena status siaga darurat cuaca ekstrem masih sampai 28 Februari.

"Kalau Surat Keputusan status siaga darurat kita sampai tanggal 28 Februari," kata Nana. Menurut Nana, penerapan teknologi modifikasi cuaca tersebut dilaksanakan di seluruh wilayah Banten. Sebelumnya, BPBD Provinsi Banten melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Banten, menyusul daerah lain yang sudah melakukannya.

"Beberapa provinsi lain seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah sudah memodifikasi cuaca," jelas Nana. TMC dilakukan di Banten guna menindaklanjuti imbauan BNPB mengenai curah hujan yang berpotensi ekstrem. "Sesuai prediksi BMKG, curah hujan Banten bakal ekstrem hingga Februari " katanya.

Nana mengatakan tujuan operasi TMC untuk mengurangi curah hujan dengan memindahkan ke tempat lain sesperti laut agar tidak terjadi banjir bandang. " TMC dilakukan BRIN bekerja sama TNI AU," tambah Nana. Anggaran TMC sepenuhnya ditanggung BNPB.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka, Antara

Komentar

Komentar
()

Top